Pastikan pula tempat ibadah tersedia tempat cuci tangan khusus, diwajibkan untuk ukur suhu jemaah, serta kebijakan membatasi kapasitas maksimal orang di dalam ruangan hingga 50 persen.
"Bawa hand sanitizer atau rutin cuci tangan di tempat yang tersedia, sebaiknya wudhu langsung dari rumah masing-masing," ujarnya.
Baca Juga: Diduga Kritik Jokowi Soal Bipang Ambawang, Andi Arief: Ini Karakter, Berbuat Salah Tak Meminta Maaf
Selanjutnya, pilih tempat ibadah yang memiliki media pengumuman protokol kesehatan untuk seluruh jemaah, baik lewat spanduk, selebaran atau audio.
Ketiga, sebelum melaksanakan salat Idulfitri berjemaah, peralatan ibadah seperti sajadah, sarung atau mukena harus dibawa sendiri dari rumah.
Keempat, masker harus selalu dipakai selama melaksanakan salat Idulfitri berjemaah. Bila terpaksa dilepas untuk sementara, misalnya karena harus berwudu, individu harus tahu cara pakai dan lepas yang benar.
Kelima, Idulfitri di tengah Covid-19 harus dijalankan tanpa kontak fisik dengan orang lain. Disarankan agar jemaah tidak saling bersalaman setelah salat, seperti masa sebelum pandemi Covid-19.
Ichwan juga menegaskan pentingnya menghindari sentuhan, baik bersalaman atau berpelukan dengan orang lain, atau benda-benda di sekeliling serta menghindari kerumunan orang.
Dokter umum yang mengambil Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia ini mengingatkan agar orang-orang diharapkan menakar sisi yang lebih besar antara manfaat dan mudarat, lalu memilih keputusan terbaik untuk kesehatan dan keamanannya.