Apa Itu CT Value dan Kenapa Bisa Naik dan Turun? Simak Penjelasan Berikut

- 30 Juli 2021, 13:15 WIB
Ilustrasi pasien Covid-19.
Ilustrasi pasien Covid-19. /Pikiran Rakyat

PR DEPOK – Hasil nilai CT umumnya bisa dilihat pada hasil PCR dan nilai ini menggambarkan genetik virus pada sampel yang diuji.

Agar bisa membaca materi genetik virus dengan jelas, maka PCR harus memperbanyak atau menduplikasi materi genetik pada sampel yang biasanya disebut amplifikasi.

Dokter Samuel Pola Karta Sembiring yang bekerja di RSUP Dr Hasan Sadikin mengatakan bila materi genetik virus pada sampel jumlahnya sedikit maka PCR akan melakukan duplikasi berkali-kali sehingga materi genetik bisa terbaca jelas.

Baca Juga: Sedang Marak Dilakukan Masyarakat, Apa Boleh Mencetak Kartu Vaksin Covid-19? Simak Penjelasannya

“Jika materi genetik virus pada sampel sedikit, maka PCR melakukan copy berkali-kali agar materi genetik dapat terbaca jelas. Semakin banyak siklus proses ini, maka CT semakin tinggi,” ungkap dokter Samuel dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Instagram @doktersam.

Sementara, jika materi genetik virus jumlahnya banyak, maka PCR hanya memerlukan beberapa siklus amplifikasi saja untuk mampu membaca secara jelas materi genetik sehingga nilai CT rendah.

Hasil CT value disebut dokter Sam hanya memperlihatkan beban materi genetik pada sampel swab saja.

“Namun tidak menggambarkan kondisi materi genetik virus dalam tubuh,” sambungnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Pemilik Kartu Vaksin Covid-19 Kabarnya akan Terima Kompensasi PPKM Rp1 Juta, Simak Faktanya

Dokter Samuel juga menjelaskan ada beberapa hal yang mempengaruhi CT Value di antaranya:

1. Cara atau teknik pengerjaan swab

2. Penyimpanan sampel

3. Waktu pengambilan sampel (terlalu dini, misalnya beberapa hari sebelum muncul gejala, sehingga nilai CT mungkin masih tinggi).

Ia juga menjelaskan bahwa untuk melihat tren maka CT Value dibandingkan apakah nilainya turun atau naik.

“Tapi untuk menilai tren ini harus hati-hati. Harus dinilai oleh dokter yang merawat pasien,” tutur dokter Samuel.

CT Value juga tidak bisa dikomparasikan bila alat, reagen, dan metode yang dipakai berbeda, dan laboratorium berbeda.

"Namun masih bisa dibandingkan jika nilai CT dihasilkan alat, reagen, metode, dan laboratorium yang sama,” ungkap dokter Samuel.

Baca Juga: Sindir Juliari Batubara yang Dituntut 11 Tahun Penjara, Hendri Satrio: ‘Pejuang Hukum’ yang Tangguh

Masih ada sejumlah orang yang merasa bahwa bila nilai CT tinggi maka sudah berada dalam tahap penyembuhan atau infeksi ringan, tetapi itu tidak benar.

“Nilai CT tinggi bisa terjadi saat masa awal infeksi akut. Namun jika tren CT naik saat mendekati masa akhir isolasi kemungkinan bisa membantu dokter memutuskan status selesai isolasi pasien,” tegas dokter Samuel.

Ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan nilai CT naik dan turun di antaranya:

1. Tren CT naik atau turun yang drastis/signifikan mungkin bisa disimpulkan menuju penyembuhan atau malah memasuki masa replikasi virus aktif.

2. Namun, perubahan nilai CT yang tidak terlalu signifikan bisa saja dipengaruhi karena cara teknik pengambilan swab ataupun penyimpanan sampel.

3. Perbandingan nilai CT dari dua alat dengan skala cut off berbeda juga dapat menyebabkan nilai CT terkesan naik atau turun.

Baca Juga: Ramai Kabar Dugaan Influencer Dapat Dosis Ketiga Vaksin Covid-19, Prof. Zubairi: kalau Benar, Amat Disayangkan

4. Bahkan jika anda diperiksa 3 kali dengan alat PCR yang sama hari ini, nilai CT anda bisa berbeda-beda.

Dokter Samuel berpesan agar nilai CT tidak perlu dirisaukan utamanya bagi penderita Covid-19 ringan atau OTG, sebab “Status selesai isolasi untuk kasus-kasus tersebut tidak berdasarkan hasil PCR maupun nilai CT,” ucapnya.

Kemudian berikan kepada dokter hasil nilai CT anda untuk dinilai secara langsung bila memang diperlukan pertimbangan.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Instagram @doktersam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah