Rehat dari Media Sosial Bisa Jadi Solusi untuk Tingkatkan Kesehatan Mental dan Kurangi Kecemasan

- 30 Mei 2022, 13:55 WIB
 Ilustrasi media sosial.
Ilustrasi media sosial. /Unsplash/Erik Lucatero

PR DEPOK - Sebuah penelitian menunjukkan, rehat sementara dari media sosial ternyata bisa meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi kecemasan.

Penelitian tersebut dilakukan Dr. Jeff Lambert dan tim dari Universitas Bath yang kemudian diterbitkan oleh Mary Ann Liebert.

154 pengguna aktif media sosial dengan rentan usia 18 hingga 72 tahun yang terlibat di dalamnya dibagi membagi dua kelompok secara acak.

Baca Juga: 3 Kebiasaan yang Bisa Membahayakan Kesehatan, Salah Satunya Berdekatan dengan Orang yang Sedang Merokok

Kelompok pertama diminta rehat menggunakan media sosial selama satu minggu. Sedangkan kelompok kedua diizinkan untuk tetap aktif bermedia sosial seperti biasanya.

Hasilnya kelompok pertama berhasil mengelola atau setidaknya menurunkan kecemasan yang secara tidak langsung memengaruhi kesehatan mentalnya.

Direktur Program DSW di Tulane University School of Social Work Dr. Tonya Cross Hansel mengatakan hasil penelitian ini menjadi sangat penting terlebih di masa pandemi serta munculnya faktor lain yang bisa memperburuk kondisi mental seseorang.

Baca Juga: 6 Hal Mudah yang Harus Dilakukan saat Mulai Overthinking

“Secara keseluruhan, kesehatan mental dan tingkat kesejahteraan menurun selama beberapa tahun terakhir"

"Ditambah kondisi medis sebelumnya, pengalaman kesedihan dan kehilangan, serta kondisi tenaga kesehatan yang sangat rentan,” tuturnya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Healthline.

Menurutnya media sosial memainkan peran positif saat pandemi karena menyediakan cara bagi orang-orang untuk tetap terhubung.

Baca Juga: Studi Baru Ungkap Genre Musik Pengaruhi Kepribadian Seseorang

Namun di lain sisi, media sosial juga memperburuk kondisi negatif yang sudah ada sebelumnya.

“Kondisi negatif tersebut misalnya munculnya identitas palsu dan secara tidaj sadar membandingkan kehidupan kita dengan orang lain di media sosial yang fana"

"Kondisi tersebut bisa memicu perasaan sedih karena menganggap diri tidak sesuai standar,” katanya.

Selain itu, perundungan di media sosial dan durasi menatap layar gadget yang berlebihan dapat memperburuk kesehatan mental.

Baca Juga: Simak Deretan Bahaya Asap Rokok, Khususnya bagi Wanita dan Anak-anak yang Jadi Perokok Pasif

Hansel mengatakan jika pengguna merasa media sosial tidak begitu bermanfaat, maka jadikan perasaan itu sebagai tanda bahwa diri Anda perlu istirahat sejenak.

“Jika media sosial tidak membuat Anda merasa damai, memiliki harapan atau membuat Anda menemukan kegembiraan, inilah saatnya menginvestasikan waktu Anda untuk kegiatan lain,” katanya.

Untuk mengatasi munculnya perasaan negatif akibat usai berselancar di media sosial, Hansel menyarankan untuk menetapkan durasi penggunaan media sosial yang tepat sesuai kebutuhan.

Baca Juga: Tes Kesehatan: Sentuh Ujung Jari Kaki Anda untuk Cari Tahu Soal Masalah Jantung

Jika media sosial menjadi cara untuk mendapatkan berita, maka fokuskan kegiatan Anda untuk menemukan informasi yang bisa menambah wawasan.

Jika media sosial menjadi cara pengguna tetap terhubung dengan orang lain, Anda bisa memanfaatkannya untuk menelepon teman dan keluarga.

“Pertimbangkanlah media sosial. Berhenti bermedia sosial mungkin bisa menjadi satu-satunya cara untuk mengembalikan kegembiraan dan menjaga kesehatan mental Anda,” tuturnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah