Khawatirkan Wabah Ganda, Dokter Reisa: Anak Tetap Harus Diimunisasi di Tengah Pandemi Covid-19

- 1 Juli 2020, 06:30 WIB
TIM  Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dokter Reisa Broto Asmoro.*
TIM Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dokter Reisa Broto Asmoro.* /Dokumentasi BNPB/Ignatius Toto Satrio/

PR DEPOK - Wabah virus corona atau Covid-19 telah mempengaruhi banyak aktivitas masyarakat, salah satunya pelayanan kesehatan termasuk imunisasi.

Sejak munculnya pandemi Corona ini, pelayanan imunisasi terpaksa harus dihentikan, mengingat risiko penularan pada saat itu masih tinggi.

Akibatnya, banyak anak yang tidak mendapatkan kebutuhan gizi lebih dan tentunya itu sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan anak-anak.

Baca Juga: Lonjakan Radiasi Misterius Ancam Eropa, Diduga Akibat Tenaga Nuklir 

Berdasarkan hasil survei bersama Unicef dan pemerhati imunisasi anak, menyebutkan bahwa mayoritas pelayanan kesehatan telah menurun.

Untuk itu, meskipun vaksin Covid-19 belum berhasil ditemukan, anak-anak tetap perlu untuk mendapatkan kekebalan melalui imunisasi.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan bahwa Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut tantangan program imunisasi pada masa pandemi COVID-19 ini berpotensi menimbulkan wabah ganda (double outbreak) yakni merebaknya COVID-19 dan penyakit menular lainnya.

"Oleh karena itu, imunisasi kepada anak ditekankan tetap penting diberikan meski di tengah pandemi dengan catatan protokol kesehatan tetap diutamakan," ujar Dokter Reisa.

Baca Juga: Kuota Jalur Zonasi Diturunkan 10 Persen, Disdik DKI Jakarta Beri Penjelasan 

Ia menekankan perlu dilakukan langkah-langkah penting untuk memastikan setiap sasaran imunisasi yaitu anak-anak yang merupakan kelompok rentan menderita PD3I atau penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Melalui imunisasi ini, anak tersebut akan terlindungi dari penyakit-penyakit berbahaya.

Lebih lanjut, Dokter Reisa Asmoro Broto mengungkapkan, ada empat prinsip yang menjadi acuan dalam melaksanakan program imunisasi pada masa pandemi Covid-19.

Pertama, imunisasi dasar dan lanjutan tetap diupayakan lengkap dan dilaksanakan sesuai jadwal untuk melindungi anak dari PD3I.

Baca Juga: Cek Fakta: Tidur Sehabis Menangis Tanpa Cuci Muka Dikabarkan Bisa Sebabkan Bintitan 

Kedua, secara operasional, pelayanan imunisasi baik di posyandu, puskesmas, puskesmas keliling maupun fasilitas kesehatan lain yang memberikan layanan imunisasi mengikuti kebijakan pemerintah daerah setempat.

Ketiga, kegiatan surveilans PD3I harus dioptimalkan termasuk pelaporannya. Keempat, menerapkan prinsip Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dengan menjaga jarak aman 1 hingga 2 meter.

Hal terpenting yang tak kalah penting yaitu prosedur petugas medis yang dilengkapi alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan.

Baca Juga: Ustaz Hilmi Aminuddin Meninggal Dunia, Pendiri dan Peletak Dasar Keislaman Partai di PKS 

Dokter Reisa mengatakan, dunia tanpa satu vaksin saja dapat melumpuhkan aktivitas miliaran penduduk dunia.

Jadi, manfaatkan semaksimal mungkin ketahanan tubuh buatan yang sudah ditemukan para ilmuwan dan pakar penyakit menular membantu menumbuhkan kekebalan tubuh bersama.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x