"Polusi di dalam ruangan bersumber dari produk memasak menggunakan kerosin di rumah yang tidak memiliki ventilasi dengan baik," kata Taufiq secara virtual dikutip oleh PikiranRakyat.Depok.com dari ANTARA, Kamis, 4 Mei 2023.
Namun, asal-usul polusi udara dalam rumah, bukan sebatas dari bau makanan yang dimasak, melainkan dari bahan bakar yang digunakan dalam aktivitas memasak.
Baca Juga: Kapan Bansos PKH Berupa BLT Ibu Hamil Tahap 2 Cair? Simak Jadwalnya dan Cara Cek Penerima di Sini
Salah satu material bahan bakar kerosin yang lazim digunakan dalam aktivitas memasak adalah minyak tanah, sedangkan bahan bakar pada lainnya adalah batubara arang dan kayu bakar.
Menurut taufiq, kita perlu mewaspadai kondisi seperti itu karena berdasarkan data UNICEF material bahan bakar tersebut berkontribusi terhadap rusaknya kesehatan anak sebanyak 3,2 juta kematian bayi prematur pada 2019.
"Ini kelihatannya sepele, memasak lalu asapnya terperangkap dalam rumah, kemudian terhirup oleh bayi dan berisiko terjadi kematian dengan komplikasi saluran pernapasan dan sebagainya," ujarnya.
Polusi udara dalam rumah imbas dari pembakaran dalam rumah juga menjadi pemicu darui 237 angka kematian pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Ditambah lagi, di Indonesia rumah-rumah tinggal dalam satu provinsi memiliki akses udara yang heterogen, dalam artian tidak semua rumah ventilasi yang baik.
Menanggapi konteks itu, Taufiq menyarankan langkah-langkah sederhana adalah membuka jendela dan ventilasi rumah agar asap buangan dari aktivitas masak tersebut tidak stagnan dalam rumah.