Network
PR DEPOK - Gatot, sebuah makanan tradisional yang melalui proses fermentasi spontan, menjadi bagian dari warisan kuliner Indonesia yang kaya. Proses pembuatannya memerlukan waktu yang cukup panjang, namun hasil akhirnya membawa cita rasa yang khas dan unik.
Proses pembuatan gatot dimulai dengan menjemur ketela hingga muncul jamur hasil fermentasi. Setelah itu, ketela tersebut dijemur hingga menjadi gaplek yang kenyal setelah direndam selama dua malam. Proses berlanjut dengan potongan kecil-kecil dan perendaman selama satu malam.
Tahap berikutnya melibatkan pengukusan selama dua jam, seringkali dengan tambahan gula merah, garam, dan kelapa untuk memberikan cita rasa manis dan gurih. Gatot umumnya dinikmati dengan kelapa parut, menciptakan pengalaman kuliner yang memuaskan.
Untuk menciptakan Gatot yang lezat, pemilihan singkong yang baik adalah langkah pertama yang krusial. Pastikan untuk memilih singkong berkualitas dan segar. Setelah itu, proses selanjutnya melibatkan serangkaian langkah sederhana, mulai dari pengupasan, pencucian, hingga pemotongan singkong.
Baca Juga: Profil Lengkap Jin BTS yang Berulang Tahun Hari Ini, ARMY Siapkan Ucapan Termanis!
Singkong yang telah dipilih kemudian dikupas dengan cermat, dicuci, dan dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil. Ukuran potongan sebaiknya agak kecil agar memudahkan proses selanjutnya. Proses ini bertujuan untuk mempersiapkan singkong agar dapat menghasilkan Gatot dengan tekstur yang sempurna.
Setelah dipotong, singkong yang telah disiapkan kemudian dijemur. Proses pengeringan ini penting, dan pembiaran singkong terkena hujan, angin, dan panas matahari akan memberikan sentuhan khusus pada Gatot. Selama proses ini, muncul bintik-bintik hitam mirip jamur, menandakan proses fermentasi alami yang memberikan cita rasa khas Gatot.
Proses selanjutnya adalah tahap perendaman. Singkong yang telah mengalami proses pengeringan ini direndam hingga empuk.
Kelembutan ini membuat singkong mudah dipatahkan dan siap untuk proses selanjutnya, yakni merebus atau mengukus. Proses ini mengoptimalkan kelembutan Gatot yang akan dihasilkan.
Setelah direbus atau dikukus, Gatot yang telah matang dikukus bersama setengah butir kelapa parut yang telah dicampur dengan sedikit garam.
Proses ini memberikan tambahan cita rasa yang lezat pada Gatot. Penting untuk diingat bahwa kelapa yang digunakan sebaiknya berkualitas dan dicampur dengan garam secukupnya agar Gatot memiliki rasa yang seimbang.
Selama proses ini, pastikan untuk memeriksa Gatot secara berkala hingga matang sempurna. Prosesnya membutuhkan waktu sekitar 20 menit atau lebih, tergantung pada keempukan yang diinginkan.
Adapun kreatifitas yang mengkombinasikan dalam menggabungkan dua makanan khas dari Jawa Barat dan Yogyakarta oleh Chef Hardian Eko Nurseto. Chef ini menjadi "penghulu" dari pernikahan antara colenak, makanan khas Jabar, dengan gatot, penganan tradisional Yogyakarta.
Baca Juga: Tempatnya Populer! Ini Rekomendasi 7 Mie Ayam Terenak di Magelang yang Wajib Dicoba, Alamat di Sini
Colenak, berbahan dasar singkong atau ubi kayu, biasanya disajikan dengan gula merah cair. Di sisi lain, gatot terbuat dari ubi kayu yang dikeringkan menjadi gaplek, kemudian disajikan dengan parutan kelapa, gula, dan garam.
Chef Hardian Eko Nurseto mengungkapkan bahwa ide untuk menggabungkan budaya kuliner Jabar dan Yogyakarta melalui colenak dan gatot terinspirasi oleh keinginan untuk memperkenalkan kembali potensi olahan makanan fermentasi. Melalui kombinasi singkong, Chef menciptakan coletot, sebuah makanan dengan tekstur kenyal yang unik dan cita rasa manis sedikit asam.***
