PR DEPOK – Seorang pejabat asal Korea Utara terancam dihukum mati oleh pemimpin negaranya Kim Jong Un.
Seperti diketahui pemerintahan Korea Utara dibawah pimpinan Kim Jong Un dikenal dengan ketegasannya dalam mengambil keputusan.
Kini dikabarkan Kim Jong Un akan menjatuhkan hukuman mati kepada salah satu pejabat negara yang membeli produk medis murah dari China.
Baca Juga: Soal Alasan Munarman Tidak Bisa Dijenguk Kuasa Hukum, Berikut Penjelasan Kepolisian
Diketahui pejabat tersebut merupakan wakil direktur di Kementerian Luar Negeri Korea Utara berusia 50 tahunan yang bertanggung jawab dalam urusan ekspor dan impor Korea Utara.
Keputusan itu diambil bermula ketika Kim Jong Un sedang mempersiapkan sebidang tanah untuk dikembangkan menjadi Rumah Sakit Umum Pyongyang pada Maret tahun lalu.
Kim Jong Un memerintahkan agar fasilitas dibangun dalam enam bulan, namun hingga batas akhir pembangunan rumah sakit tersebut, tempat tersebut belum dibuka secara resmi. Alasannya, diduga karena alat kesehatan belum datang.
Baca Juga: Peringati Hari Buruh atau May Day, Ganjar Pranowo Ajak Para Buruh untuk Diskusi secara Virtual
Atas hal tersebut petugas yang bertanggung jawab menanggung nyawanya karena mengabaikan perintah dari Kim Jong Un.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Vocket, Kim Jong Un ingin rumah sakit tersebut dilengkapi dengan peralatan medis buatan Eropa.
Tetapi pejabat yang tidak diketahui namanya tersebut mengusulkan rencana alternatif untuk mengimpor alat kesehatan dari China karena dinilai lebih murah.
Selain lebih murah, barang dari China juga dinilai lebih mudah diimpor dan kontrak tersebut pun dikatakan telah ditandatangani oleh pejabat bersangkutan, sebelum Kim Jong Un menyetujuinya.
Saat mengetahui alat medis yang akan digunakan negaranya dibeli dari China, Kim Jong Un tidak bisa menyembunyikan amarahnya dan disinyalir menjatuhkan hukuman mati kepada pejabat tersebut.
Selain itu Kim Jong Un juga akan mencopot jabatan para eksekutif dari kementerian kesehatan.
Kim Jong Un yang menghabiskan masa kecilnya di Swiss, percaya bahwa alat-alat buatan Eropa lebih baik dari segi kualitas dari pada buatan China.***