PR DEPOK - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Doha menggelar program Bahasa Indonesia untuk Kita (BIKTA).
Berdasarkan kabar yang dihimpun, sebanyak 128 anak diaspora Indonesia di Qatar mengikuti program BIKTA yang diselenggarakan KBRI Doha tersebut.
Salah seorang anak diaspora Indonesia di Qatar yang mengikuti program BIKTA, Amy Smith mengungkapkan alasan dirinya ikut program tersebut.
Baca Juga: Cara Daftar Bansos Rp3,5 Juta untuk Tambahan Modal Usaha dari Kemensos
Menurut keterangan KBRI Doha, Amy Smith merupakan anak dari seorang ibu berkebangsaan Indonesia dan ayah berkebangsaan Inggris.
Dijelaskan Amy Smith, alasan dirinya mengikuti program BIKTA yang diselenggarakan KBRI Doha karena ia begitu mencintai Indonesia.
"Saya senang belajar Bahasa Indonesia karena saya cinta Indonesia," ucap Amy Smith sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada Selasa, 4 Mei 2021.
Sementara itu, adapun tujuan KBRI Doha menggelar program BIKTA sendiri yakni untuk anak-anak diaspora Indonesia di Qatar yang selama ini kesulitan berbahasa Indonesia.
Sebagian besar anak-anak yang mengikuti program tersebut merupakan anak yang lahir dan besar di Qatar serta menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pergaulan sehari-hari.
Kendati lama meninggalkan Indonesia, anak-anak itu masih sangat bersemangat ketika belajar apa pun yang berkaitan dengan Indonesia, termasuk Bahasa Indonesia.
Baca Juga: H-2 Larangan Mudik Diterapkan, Sejumlah Pemudik Pengguna Motor Padati Jalur Pantai Utara Jawa
Menurut kabar, program BIKTA KBRI Doha ini telah dilaksanakan secara daring sejak 1 Februari 2021 silam, yang terbagi ke dalam empat kelas dari dasar sampai menengah.
Sebelum mengikuti program tersebut, para peserta program BIKTA wajib mengikuti tes penempatan (placement test).
Program BIKTA Angkata I resmi ditutup Duta Besar (Dubes) RI untuk Qatar Ridwan Hassan pada Minggu, 2 Mei 2021 silam.
Dalam sambutan penutupannya, Dubes Ridwan menekankan pentingnya anak-anak dilihat sebagai aset bangsa, tak terkecuali anak-anak diaspora Indonesia yang berada di luar negeri.
"Bagi kami, anak-anak ini sekadar objek diplomasi, mereka adalah subjek dan agen diplomasi Indonesia di luar negeri," kata Dubes Ridwan.
Dengan penguasaan Bahasa Indonesia yang baik, dia menyebut anak-anak diaspora tersebut akan dapat memberikan penjelasan dan gambaran yang lebih utuh tentang Indonesia kepada teman-teman dan lingkungan sekitarnya.***