PR DEPOK – Menyusul serangan yang dilancarkan Israel terhadap Palestina, masyarakat Irak menggelar aksi protes mengecam pengeboman oleh Israel terhadap Palestina, yang dipimpin oleh ulama Syiah berpengaruh Moqtada al-Sadr.
Bersama pemimpin paramiliter lainnya, Moqtada al-Sadr menggelar aksi protes dengan membakar bendera Israel dan Amerika, serta memberi dukungan kepada Palestina.
Tidak hanya itu, ribuan pengunjuk rasa di Irak meneriakkan slogan anti Israel dan membawa spanduk bertuliskan "Matilah Israel, matilah Amerika".
Baca Juga: Babak Baru Kasus Rapid Antigen Bekas, Erick Thohir Pecat Seluruh Direksi Kimia Farma
Sebaliknya, pengunjuk rasa Irak mengibarkan bendera Palestina sebagai bentuk dukungan.
Moqtada al-Sadr diketahui memiliki jutaan pengikut di Irak dan mengendalikan sebagian besar kelompok paramiliter.
Terkait konflik dengan Israel, ia menjanjikan dukungannya untuk kelompok Palestina di Gaza.
Sadr dan kelompok dukungan Iran menganggap Israel dan Amerika Serikat musuh, serta menentang keras kemungkinan pemulihan diplomatik dengan Israel, seperti yang telah dilakukan oleh dua negara Teluk Arab.
Hingga Minggu 16 Mei 2021 pagi, Israel telah mengebom rumah kepala Hamas di Gaza.
Setidaknya, ada empat warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di daerah kantong pantai.
Sementara itu, kelompok Hamas terus menembakkan serangan roket ke Tel Aviv.
Orang-orang Israel lari ke tempat perlindungan bom saat sirene peringatan tembakan roket yang masuk meraung di Tel Aviv dan kota selatan Beersheba. Tercatat 10 orang terluka saat berlindung.
Baik Israel dan Hamas bersikeras bahwa mereka akan melanjutkan tembakan lintas batas mereka, sehari setelah Israel menghancurkan gedung 12 lantai di Kota Gaza yang menjadi rumah bagi US Associated Press dan operasi media Al Jazeera yang berbasis di Qatar.
Militer Israel mengatakan Gedung Al-Jalaa adalah target militer yang sah, berisi kantor militer Hamas, dan telah memberikan peringatan kepada warga sipil untuk keluar dari gedung sebelum serangan itu.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel masih di tengah-tengah operasi ini, masih belum berakhir dan operasi ini akan berlanjut selama diperlukan"
Dalam ledakan serangan udara pada Minggu pagi, Israel menargetkan rumah Yehya Al-Sinwar, yang sejak 2017 telah mengepalai sayap politik dan militer Hamas di Gaza, kata stasiun TV kelompok itu.***