Dihujat hingga Panen Rating 1, Facebook Minta Maaf ke Palestina Usai Kerap Blokir Unggahan yang Dukung Gaza

24 Mei 2021, 12:26 WIB
Instagram dan Facebook. /Pixabay/LoboStudioHamburg

PR DEPOK - Eksekutif Senior Facebook meminta maaf kepada Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, ketika menggelar pertemuan virtual pada beberapa waktu lalu.

Perwakilan Facebook itu meminta maaf usai para pejabat melontarkan kritik terhadap platform media sosial tersebut lantaran kerap memblokir unggahan yang berkaitan dengan dukungan terhadap Palestina.

Eksekutif Senior Facebook tersebut mengakui bahwa ada masalah yang melekat pda sistem algoritma perusahaan tersebut, dan berjanji untuk menanganinya.

Baca Juga: Link Live Streaming Bologna vs Juventus, Senin 24 Mei 2021 Pukul 1.45 WIB

Sementara itu, Wakil Presiden Perusahaan Facebook, Nick Clegg, mengakui bahwa Facebook telah keliru dalam memberi label pada kata-kata tertentu yang biasanya digunakan oleh orang-orang Palestina.

Ia menuturkan, pihaknya telah memberi label yang tidak akurat terhadap kata-kata seperti 'martir', 'perlawanan', serta banyak kata lainnya sebagai hasutan untuk melakukan kekerasan.

"Mereka berjanji akan meninjau kembali dan mengevaluasi kembali kerangka kerja mereka," ujar Kepala Misi Palestina ke Inggris, Husam Zomlot, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Quds News Network.

Baca Juga: Puan Maharani Sindir Pemimpin yang Hanya Eksis di Medsos, Muannas: Keliru! Tetap Semangat Pak Ganjar

Untuk diketahui, sebelumnya pengguna media sosial Facebook banyak yang mengeluhkan tentang unggahan mereka yang dihapus oleh platform tersebut lantaran mendukung Palestina.

Video dan gambar tentang militer Israel yang melakukan kekerasan di Sheikh Jarrah, Yerusalem, serta agresi Israel di Jalur Gaza dan tagar seperti #SaveSheikhJarrah dan #GazaUnderAttack yang diunggah oleh pengguna media sosial kerap disensor dan dibatasi.

Tak hanya oleh Facebook, sejumlah media sosial lainnya, seperti Twitter dan Instagram, juga kerap menyensor,membatasi, serta menutup akun-akun yang mendukung Palestina dan mengecam Israel.

Baca Juga: Kritisi Pemerintah Soal Ekonomi dan Pandemi, Andi Arief: Pak Jokowi Harusnya Jelaskan Kondisi Keuangan Negara

Tagar lain seperti Al-Aqsa juga telah disensor oleh Instagram dengan klaim 'konten mungkin tidak memenuhi Pedoman Komunitas Instagram'.

"Menanggapi kekerasan, kami bekerja untuk memastikan layanan kami menjadi tempat yang aman bagi komunitas kami. Kami akan terus menghapus konten yang melanggar Standar Komunitas kami, yang tidak mengizinkan perkataan yang mendorong kebencian atau hasutan untuk melakukan kekerasan," tutur Juru Bicara Facebook.

"Dan akan secara proaktif menjelaskan dan mempromosikan dialog tentang kebijakan ini kepada pembuat kebijakan," katanya.

Baca Juga: Asfinawati YLBHI Duga Firli Bahuri Lemahkan KPK dari Dalam, Ferdinand: kalau Ngomong, Baiknya Cuci Muka Dulu

Sementara itu, sebelum permintaan maaf tersebut disampaikan pada PM Palestina, delegasi Facebook lebih dulu telah bertemu dengan Menteri Kehakiman Israel, Benny Gantz.

Dalam pertemuan tersebut, Benny Gantz menekan Facebook untuk mengambil tindakan lebih keras terhadap elemen ekstrimis yang berusaha merusak negaranya.

"Gantz meminta mereka untuk berkomitmen menghapus konten dari situs media sosial mereka yang memicu kekerasan atau yang menyebarkan disinformasi, dan menekankan pentingnya menanggapi dengan cepat permohonan dari biro dunia maya pemerintah," ujar Jubir Facebook.***

Editor: Annisa.Fauziah

Sumber: Quds News Network

Tags

Terkini

Terpopuler