72 Orang Tewas dalam Kerusuhan di Afrika Selatan setelah Mantan Presiden Jacob Zuma Dipenjara

16 Juli 2021, 09:00 WIB
72 Orang Tewas dalam Kerusuhan di Afrika Selatan. /Reuters/

PR DEPOK - Terjadi kerusuhan di Afrika Selatan yang menyebabkan 72 orang tewas, hal itu terjadi setelah mantan Presiden Jacob Zuma dijatuhi hukuman penjara.

Kerusuhan pecah setelah mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mulai menjalani hukuman penjara 15 bulan karena penghinaan terhadap pengadilan pada hari Kamis.

Seperti yang dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari firstpost.com, korban tewas akibat kerusuhan di Afrika Selatan tersebut meningkat menjadi 72 orang.

Sebelumnya, Mantan Presiden Jacob Zuma telah menolak mematuhi perintah pengadilan untuk bersaksi pada penyelidikan yang didukung negara dalam menyelidiki tuduhan korupsi ketika dia menjabat sebagai presiden dari 2009 hingga 2018.

Baca Juga: Cek Penerima KPJ Plus Juli 2021 Pakai NIK di kjp.jakarta.go.id, Cair Mulai Pekan ini

Terkait peristiwa itu, lebih dari 1.200 orang telah ditangkap dalam pelanggaran hukum yang berkecamuk di daerah miskin di dua provinsi.

Polisi Mayor Jenderal Mathapelo Peters mengatakan dalam kerusuhan tersebut, kemudian aksi lainnya berlanjut menjadi suatu penjarahan.

Banyak korban tewas di provinsi Gauteng dan KwaZulu-Natal dalam kekacauan itu.

Hal tersebut terjadi saat ribuan orang melakukan aksi penjarahan terhadap toko-toko yang ada untuk mengambil makanan, peralatan listrik, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Tips Naik Bus Selama PPKM Darurat

Polisi Mayor Jenderal Mathapelo Peters juga mengatakan pada kasus kematian di provinsi KwaZulu-Natal yang berjumlah 27 orang sedang diselidiki dan kasus kematian lainnya yang berjumlah 45 orang di provinisi Gauteng juga sedang diselidiki.

Selain itu, pihak kepolisian sedang menyelidiki kematian akibat ledakan yang terjadi saat orang melakukan aksi pembobolan mesin ATM, serta kematian lainnya akibat penembakan.

Ada pun aksi kerusuhan yang di mana sebuah stasiun radio komunitas digledah dan dipaksa mengudara serta beberapa pusat vaksinasi Covid-19 juga ditutup.

Perdana Menteri David Makhura dari provinsi Gauteng yang mencakup Johannesburg mengatakan unsur kriminal telah membajak situasi tersebut.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 16 Juli 2021: Nino Mulai Stres, Andin Melarangnya Bertemu dengan Reyna

Menurut statistik resmi yang ada, lebih dari setengah dari 60 juta orang Afrika Selatan hidup dalam kemiskinan dengan tingkat pengangguran sebanyak 32%.

Pandemi Covid-19 dengan pemutusan hubungan kerja dan penurunan ekonomi telah meningkatkan kelaparan serta keputusasaan yang membantu mendorong protes dengan dipicu oleh penangkapan Jacob Zuma menjadi kerusuhan yang lebih luas.

"Kami memahami bahwa mereka yang menganggur memiliki makanan yang tidak memadai. Kami memahami bahwa situasinya telah diperburuk oleh pandemi ini,” kata Makhura kepada Soutch African Broadcasting Corp.

"Tetapi penjarahan ini merusak bisnis kami di sini (di Soweto). Ini merusak ekonomi kita, komunitas kita. Itu merusak segalanya.” tambahnya.

Saat Makhura berbicara, siaran itu menunjukan polisi mencoba menertibkan pusat perbelanjaan Ndofaya, di mana 10 orang tewas terhimpit dalam penjarahan.

Makhura menghimbau para pemimpin organiasi politik, agama dan masyarakat untuk mendesak orang-orang menghentikan kerusuhan tersebut.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: First Post

Tags

Terkini

Terpopuler