Ethiopia Siap Ciptakan Media Sosial Sendiri demi Saingi Facebook dan Twitter

25 Agustus 2021, 10:36 WIB
Ilustrasi Media Sosial. /Unsplash/Mrakist/

PR DEPOK – Ethiopia sudah mulai mengembangkan platform media sosialnya sendiri demi bersaing dengan Facebook, Twitter, dan WhatsApp.

Keputusan Ethiopia untuk mengembangkan media sosial sendiri disebut badan keamanan komunikasi negara setempat tidak membuat mereka menutup layanan global.

Ethiopia sendiri sempat dilanda konflik bersenjata sejak tahun lalu antara pemerintah federal dengan Front Pembebasan Rakyat Tigray atau TPLF yang telah menguasai wilayah Tigray di bagian Utara.

Baca Juga: BSU Rp1 Juta Telah Disalurkan kepada 2,1 Juta Pekerja, Menaker Ida: Jumlah Ini Sangat Banyak Membantu

Pendukung kedua belah pihak nyatanya saling berperang tidak hanya menggunakan senjata tetapi juga melalui perang kata-kata di media sosial.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, pemerintah Ethiopia melalui Shumete Gizaw selaku Direktur Jenderal Badan Keamanan Jaringan Informasi atau INSA kemudian menggagas pengembangan media sosial lokal demi menggantikan Facebook, Twitter, WhatsApp, dan Zoom.

Shumete menuding bahwa Facebook sudah menghapus unggahan dan akun pengguna yang disebut telah menyebarkan kondisi sebenarnya tentang Ethiopia.

Baca Juga: Akui Beban Pelawak Sangat Besar, Sule: Membuat Sebuah Kelucuan Itu Sangat Sulit dan Tidak Bisa Diulang

Pada tahun lalu, kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional sempat memberikan kritik kepada pemerintah Ethiopia yang menutup layanan media sosial seperti Facebook dan WhatsApp tanpa ada kejelasan.

Sementara tu, juru bicara Facebook Afrika, Kezia Anim-Addo tidak ingin memberikan komentar terkait rencana Ethiopia dan tidak merespons tuduhan yang dialamatkan Shumete.

Ethiopia sendiri merupakan negara dengan jumlah 115 juta penduduk dan terdapat sekitar 6 juta orang yang menjadi pengguna Facebook.

Baca Juga: Rapper Kanye West secara Resmi Ajukan Perubahan Nama Jadi 'Ye'

Pada bulan Juni lalu, Facebook sendiri mengklaim bahwa mereka sudah menghapus jaringan akun palsu di Ethiopia yang menargetkan para pengguna lokal yang berhubungan individu yang berafiliasi dengan INSA dan bertugas untuk melakukan pemantauan telekomunikasi dan internet.

Di sisi lain, platform seperti Twitter dan Zoom menolak untuk memberikan komentar terkait keputusan dari Ethiopia.

Shumete sendiri menolak untuk memberikan rincian mengenai waktu, anggaran, dan yang perlu disiapkan untuk pengembangan media sosial ini.

Baca Juga: Prediksi Menkes Budi Gunadi, Sebanyak 208,26 Juta Orang Selesai Vaksinasi pada Januari 2022

Ia kemudian mengatakan bahwa Ethiopia mempunyai keahlian lokal untuk mengembangkan platform sendiri dan tidak akan mempekerjakan orang dari luar.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler