AS Klaim Serangan Pesawat Tak Berawak di Afghanistan Ikuti Prosedur yang Benar

2 September 2021, 16:48 WIB
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS). /Pixabay/oohhsnap.

PR DEPOK - Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa pasukannya mengikuti prosedur yang tepat dalam melakukan serangan pesawat tak berawak yang menewaskan 10 orang, termasuk 6 anak-anak Afghanistan pekan lalu.

Serangan itu menargetkan apa yang dikatakan Komando Pusat AS pada saat itu sebagai "beberapa pembom bunuh diri" di sebuah mobil di dekat Bandara Internasional Kabul.

Diketahui bersama, di bandara Kabul terdapat pasukan AS dan NATO yang sedang menjaga evakuasi yang kacau dari pemerintah Taliban.

Baca Juga: Kembali Jadi Pengamen Jalanan, Tegar Septian: Sumber Pemasukan yang Lain Nggak Ada

Komandan tertinggi pasukan AS di Timur Tengah, Jenderal Kenneth Frank McKenzie mengatakan serangan kepada kendaraan itu termasuk di antara ancaman utama.

Awal pekan ini, para pejabat AS telah secara terbuka memperingatkan ancaman "spesifik" dan "kredibel" ke bandara oleh ISIS Provinsi Khorasan, yang dikenal sebagai ISIS-K.

Sebelumnya, Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley mengungkapkan satu orang tewas dalam serangan itu terkait dengan aksi teror ISIS-K.

Namun Milley tidak menyebutkan nama orang yang terbunuh dan memberikan beberapa rincian lebih lanjut.

Baca Juga: Tolak Wacana Pemindahan Ibu Kota Negara, Refrizal: Gaya-gayaan, Apa Bapak Gak Tau Utang Sudah Menggunung?

Insiden itu masih dalam penyelidikan menyusul laporan pers bahwa beberapa anggota keluarga yang sama, termasuk setidaknya enam anak tewas.

“Pada saat itu, dan saya pikir itu masih valid, kami memiliki intelijen yang sangat baik bahwa ISIS-K sedang mempersiapkan jenis kendaraan tertentu di jenis lokasi tertentu," ujar Milley dari Pentagon.

"Yang jelas, kami memantau itu melalui berbagai cara," tutur dia menambahkan seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Monitor pada Kamis, 2 September 2021.

Menurutnya, semua penilaian militer AS sudah melewati tingkat ketelitian yang sama, yang mana telah mereka lakukan selama bertahun-tahun di Afghanistan.

Baca Juga: Normalisasi Hubungan Diplomatik, Turki akan Serahkan 15 Pemimpin Ikhwanul Muslimin ke Mesir

"Jadi, karena ada ledakan sekunder, maka ada kesimpulan bahwa terdapat bahan peledak di kendaraan yang kita serang, karenanya terlihat begitu merusak," klaim Milley.

“Kami tahu dari berbagai informasi, bahwa setidaknya satu dari orang-orang itu adalah fasilitator ISIS-K,” jelasnya.

Anggota keluarga dari mereka yang tewas menyebutkan bahwa salah satu pria yang tewas dalam ledakan itu adalah mantan kontraktor militer AS, dan yang lainnya adalah seorang pekerja bantuan di sebuah kelompok amal Amerika.

Baca Juga: Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 20 Dibuka? Berikut Bocoran Estimasi Jadwalnya

Kepala Staf Gabungan itu mengakui penyelidikan terhadap serangan tersebut tengah berlangsung dengan mengatakan semua prosedur diikuti menjelang pengeboman presisi.

"Kami pikir itu adalah serangan (dari pesawat tak berawak AS) yang benar," katanya menambahkan.

Untuk diketahui, insiden itu terjadi tiga hari setelah seorang tersangka pembom bunuh diri ISIS-K meledak di antara kerumunan padat di luar gerbang bandara Kabul, menewaskan lebih dari seratus warga Afghanistan dan 13 tentara AS.

Baca Juga: Komentari Insiden Rebutan Bantuan dari Presiden Jokowi, Cholil Nafis: Kelihatannya Kurang Elok

Pemboman dan serangan pesawat tak berawak berikutnya menandai berakhirnya kekerasan selama dua dekade upaya gagal Washington untuk menenangkan Afghanistan melalui kekuatan.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Al Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler