Kritik AS yang Tarik Pasukan dari Afghanistan, Vladimir Putin: Malapetaka, Semoga Taliban Bisa Lebih Beradab

4 September 2021, 08:35 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin /Sergei Ilyin/Kremlin via Reuters/

PR DEPOK - Presiden Rusia Vladimir Putin melontarkan sejumlah kritik terkait situasi Afghanistan yang sudah dikendalikan Taliban usai pasukan Amerika Serikat resmi ditarik.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Aljazeera, Putin menilai bahwa penarikan pasukan AS ketika Taliban sudah menguasai Afghanistan adalah malapetaka.

Maka dari itu, Putin berharap agar Taliban bisa lebih beradab di Afghanistan sehingga komunitas global dapat mempertahankan hubungan diplomatik dengan Kabul.

Baca Juga: Menkes Budi Sebut Kini Data Pejabat di Aplikasi PeduliLindungi Ditutup, Usai Sertifikat Vaksin Jokowi Tersebar

“Rusia tidak tertarik dengan disintegrasi Afghanistan. Jika ini terjadi, maka tidak akan ada yang bisa diajak bicara," kata Putin saat rapat pleno Forum Ekonomi Timur di kota Vladivostok, Rusia.

Putin menilai bahwa semakin Taliban beradab, semakin mudah menjalin komunikasi untuk mempertahankan kerja sama dengan Afghanistan.

“Semakin cepat Taliban akan memasuki keluarga orang-orang beradab, sehingga untuk berbicara, semakin mudah untuk menghubungi, berkomunikasi, dan entah bagaimana mempengaruhi dan mengajukan pertanyaan,” tuturnya.

Tidak hanya itu, ia lantas menyebutkan bahwa AS dan sekutunya tidak menghasilkan apapun selama bekerja sama dengan Afghanistan.

Baca Juga: Pengendalian Pandemi Covid-19 Ubah Situasi ke Fase Endemi, BNPB: Game Changer-nya, Kita Tidak Khawatir Lagi

Sebaliknya, menurut Putin, AS dan sekutunya justru menunjukkan bencana kemanusiaan.

“Orang Amerika, orang yang sangat pragmatis, menghabiskan lebih dari 1,5 triliun dolar untuk kampanye ini selama bertahun-tahun, dan apa hasilnya? Nol. Jika Anda melihat jumlah orang yang telah ditinggalkan di Afghanistan, (yang) telah bekerja untuk kolektif Barat, AS dan sekutu mereka, maka itu adalah bencana kemanusiaan juga,” katanya.

Putin lalu menyoroti seruan dari pejabat AS untuk melawan Rusia dan China setelah penarikan pasukan dari Afghanistan.

“Pertama-tama cari tahu dengan mereka yang telah berperang dengan Anda selama 20 tahun, dan kemudian bicarakan tentang bagaimana Anda akan menghadapi Rusia dan China,” kata Putin.

Baca Juga: 5 Manfaat Mengonsumsi Buah Pisang bagi Kesehatan Tubuh, Salah Satunya Menurunkan Tekanan Darah

Untuk diketahui, Putin kerap mengkritik negara-negara Barat karena mencoba memaksakan nilai-nilai mereka pada negara-negara non-Barat dan Moskow secara teratur mengecam kebijakan AS di Afghanistan, yang sekarang dikendalikan oleh Taliban.

Putin bahkan mengeluhkan tentang negara-negara Barat yang mencoba menempatkan pengungsi Afghanistan di negara-negara Asia Tengah.

Pasalnya ia khawatir bahwa Islam radikal akan menyebar ke negara-negara yang bersahabat dengannya.

Sejauh ini, Rusia tetap hati-hati saat berurusan dengan kelompok garis keras yang merebut kekuasaan di Afghanistan bulan lalu.

Baca Juga: Peringatkan Soal Sertifikat Vaksin Palsu, Wagub: Jangan Coba Siasati, Pasti Ketauan karena Sistem Terintegrasi

Baru-baru ini Duta Besar Rusia di Kabul bertemu dengan perwakilan Taliban beberapa hari setelah pengambilalihan dan mengatakan Moskow akan mempertahankan kedutaannya di negara itu.

Pekan lalu, Putin mengatakan Rusia tidak akan ikut campur di Afghanistan dan bahwa Moskow telah belajar dari pendudukan Soviet di negara itu.

Sebelumnya, Moskow pernah terlibat dalam perang 10 tahun di Afghanistan yang berakhir dengan penarikan pasukan Soviet pada 1989.

Sementara Moskow secara hati-hati optimis tentang kepemimpinan baru di Kabul, dengan mengatakan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri, karena Taliban masih terdaftar sebagai organisasi “teroris” di Rusia.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler