Pemerintahan Jatuh ke Tangan Taliban, Eks Presiden Ashraf Ghani Kembali Minta Maaf

9 September 2021, 13:32 WIB
Mantan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani meminta maaf atas kejatuhan pemerintahan resmi negara itu ke tangan Taliban. /REUTERS/Omar Sobhani.

PR DEPOK - Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, yang melarikan diri dari Kabul ketika pasukan Taliban mengambil alih, meminta maaf atas kejatuhan mendadak pemerintahan resmi negara itu.

Selain itu, Ashraf Ghani juga membantah tuduhan yang menyebutkan dirinya telah membawa jutaan dolar kas negara bersamanya.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, Kamis 9 September 2021, Ashraf Ghani mengatakan dirinya melarikan diri dari Kabul atas desakan tim keamanan.

Baca Juga: Rocky Gerung Diminta Segera Kosongkan Rumah, Refly Harun: Kasusnya Sama dengan Markaz Syariah Habib Rizieq

Sebelumnya, tim keamanan Ashraf Ghani mengatakan jika tetap tinggal di Afghanistan akan ada risiko pertempuran mengerikan yang pernah dialami pada perang saudara tahun 1990-an.

"Meninggalkan Kabul adalah keputusan paling sulit dalam hidup saya," kata Ashraf Ghani menuturkan.

"Tapi saya yakin itu satu-satunya cara untuk membungkam senjata dan menyelamatkan Kabul dan 6 juta warganya," ucap dia menambahkan.

Baca Juga: Rumah Rocky Gerung Terancam Dibongkar karena Disebut Ilegal, Ferdinand: Ini Banyak Dihadapi Rakyat di Bawah

Pernyataan itu sebagian besar menggemakan pesan yang dikirim Ashraf Ghani dari UEA segera setelah kepergiannya, yang menuai kritik pahit dari mantan sekutu dengan menuduhnya melakukan pengkhianatan.

Lebih lanjut, Ashraf Ghani juga menepis sebuah laporan bahwa dirinya telah meninggalkan uang tunai jutaan dollar.

"Korupsi adalah wabah yang melumpuhkan negara kita selama beberapa dekade dan memerangi korupsi telah menjadi fokus utama dari upaya saya sebagai presiden," katanya menambahkan.

Baca Juga: China Siap Kirim Bantuan Bahan Pokok Senilai Rp442 Miliar ke Pemerintahan Baru Afghanistan

Ashraf Ghani menawarkan penghargaan atas pengorbanan yang telah dilakukan orang Afghanistan selama 40 tahun terakhir perang di negara mereka.

"Dengan penyesalan yang mendalam dan mendalam bahwa saya sendiri berakhir dengan tragedi yang sama dengan pendahulu saya, tidak dapat memastikan stabilitas dan kemakmuran," ujarnya.

"Saya meminta maaf kepada orang-orang Afghanistan bahwa saya tidak dapat mengakhirinya secara berbeda," tutur Ashraf Ghani melanjutkan.

Baca Juga: Anies Baswedan Tak Izinkan Holywings Buka Selama Pandemi Covid-19, Gus Umar: Mantap, Haters Mau Bully Apalagi?

Di lain sisi, Taliban telah mengumumkan pemerintahan sementara dengan Mohammad Hasan Akhund sebagai perdana menteri dan Abdul Ghani Baradar ditunjuk mewakilinya.

Taliban juga sudah berjanji untuk memberikan jaminan keamanan bagi siapa saja yang bekerja untuk AS dan Barat.

Kelompok Islamis itu juga bersumpah akan memberikan kebebasan hak setiap warga Afghanistan, khususnya perempuan dan minoritas namun tetap dalam koridor hukum-hukum Islam.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler