PR DEPOK - Australia dikabarkan saat ini telah membuka akses kepada para pendatang yang hendak memasuki wilayah negaranya.
Kabarnya, Australia membuka akses kepada para pendatang ini bertujuan untuk memulai hidup berdampingan dengan pandemi Covid-19.
Australia juga akan membuka secara bertahap tempat umum seperti kafe, gym, serta restoran yang khususnya berada di ibu kota Sydney.
Namun, bagi yang hendak mengunjungi tempat umum tentunya terdapat salah satu syarat untuk bisa memasukinya yakni, sudah disuntik vaksin secara penuh.
Apabila para pengunjung belum divaksin Covid-19, maka belum bisa mengunjungi tempat umum hingga 1 Desember 2021 mendatang.
Para warga juga dikabarkan sudah mulai diizinkan untuk menghadiri acara pernikahan, pesta, atau pemakaman dengan syarat telah melakukan vaksinasi.
Perdana Menteri (PM) New South Wales (NSW), Dominic Perrottet turut angkat bicara mengenai pelonggaran yang diterapkan Australia.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, Senin 11 Oktober 2021, Dominic mengatakan bahwa pelonggaran itu merupakan suatu kebebasan bagi rakyat Australia.
"Saya melihatnya sebagai hari kebebasan, ini adalah hari kebebasan. Kami memimpin bangsa keluar dari pandemi ini, tetapi ini akan menjadi tantangan," ujarnya menjelaskan.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa ini merupakan pelonggaran pembatasan di kota Sydney sejak bulan Juni silam, di mana saat itu Covid-19 varian Delta sangat menular di Sydney bahkan menyebar ke Melbourne dan Canberra.
Sementara itu berdasarkan kabar yang dihimpun, tingkat vaksinasi dosis kedua di Australia untuk orang di atas 16 tahun sudah mencapai 74 persen hingga saat ini.
Australia ingin tingkat vaksinasi di negaranya mampu mencapai sekitar 80 persen pada akhir Oktober 2021 ini, yang mana akan lebih banyak pembatasan yang akan dilonggarkan.
Australia mengatakan bahwa jika tingkat vaksinasi di negaranya telah mencapai atau melebihi target, mereka akan berencana untuk kembali hidup normal.
Selain itu, Australia juga akan membiarkan warganya masuk atau keluar Australia, meskipun harus hidup berdampingan dengan Covid-19.***