Muncul Varian Delta Baru, Pakar Duga Varian Delta AY.4.2 Lebih Cepat Menular

26 Oktober 2021, 07:50 WIB
Ilustrasi Covid-19 varian Delta. /Geralt/Pixabay

PR DEPOK – Masyarakat internasional saat ini harus lebih waspada usai munculnya temuan baru varian Delta yang disebut varian Delta AY.4.2.

Varian Delta AY.4.2 menurut pemerintah Inggris sebagai varian Covid-19 yang sedang diselidiki.

Akan tetapi, penamaan varian Delta AY.4.2 justru menimbulkan kekhawatiran di antara para peneliti di seluruh dunia.

Baca Juga: Jokowi Pilih Ahok Jadi Calon Kepala Ibu Kota Baru, Christ Wamea: Dia Orang Tak Berkualitas, Tak Punya Prestasi

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Vocket, Inggris saat ini menghadapi gelombang ketiga Covid-19 dengan rata-rata 40.000 hingga 50.000 kasus per hari minggu lalu.

Dari peningkatan kasus tersebut, UK Health Safety Board menemukan bahwa varian Delta AY.4.2 sudah mulai menyebar di masyarakat di sana.

Para ahli menjelaskan bahwa varian Delta AY.4.2 merupakan divisi baru varian Delta, keturunan virus SARS-CoV-2.

Baca Juga: Bocoran Dokumen Rahasia Ungkap Inggris Bersiap Terapkan Rencana B untuk Tangani Covid-19

Sebagian ahli mengklaim bahwa varian Delta AY.4.2 paling mudah menular sehingga menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara pada tahun 2021.

Temuan tersebut turut dibenarkan oleh Jeffrey Barrett, direktur COVID-19 Genomics Initiative di Wellcome Sanger Institute di Cambridge, dan Francois Balloux, direktur University College London Genetics Institute.

Pasalnya, varian Delta AY.4.2 lebih cepat menular 10 hingga 15 persen dari varian Delta asli.

Meski jejaknya sudah mulai diselidiki oleh Pemerintah Inggris, AY.4.2 belum diklasifikasikan sebagai 'varian dalam penyelidikan' (VUI) atau 'varian yang menjadi perhatian' (VOC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Terjatuh dan Turut Menyeret Danilo Petrucci, Joan Mir Mengakui Kesalahannya

Dengan demikian, WHO masih menganggap bahwa varian Delta AY.4.2 masih tidak memiliki perubahan genetik yang berbahaya untuk mempengaruhi penularan, keparahan penyakit dan kekebalan dari antibodi.

Sejauh ini, sebagian ahli masih dalam melidikan varian Delta AY.4.2 dan belum diketahui secara pasti tingkat penularannya, dan status bisa berubah jika peneliti menemukan bukti kuat seperti diklaim sebelumnya.

Sedangkan, peneliti Inggris pun masih mempelajari lebih lanjut tentang varian Delta AY.4.2.

Jika klaim Barrett dan Balloux dikonfirmasi, varian Delta AY.4.2 akan menjadi jenis virus corona yang paling menular sejak pandemi dimulai.

Baca Juga: Komentari Klarifikasi Menag yang Sebut Pernyataannya Konsumsi Internal, Cholil Nafis: Tak Benar dan Tak Elok

Terkait munculnya varia Delta AY.4.2 juru bicara resmi perdana menteri Inggris meminta masyarakat untuk tenang dan tidak panik.

"Tidak ada bukti untuk itu (lebih menular), tetapi seperti yang Anda duga, kami memantaunya dengan cermat dan tidak akan ragu untuk mengambil tindakan jika perlu,” katanya.

Sementara itu, profesor imunologi di Imperial College London, Danny Altmann, mengatakan mengingatkan bahwa subtipe AY.4.2 perlu dipantau dan dikendalikan secara ketat.

Baca Juga: Syarat Perjalanan Terbaru Transportasi Darat-Laut-Udara, Termasuk untuk Anak Usia Di Bawah 12 Tahun

“Karena Delta sekarang menjadi varian dominan di beberapa daerah selama enam bulan dan belum tergantikan oleh varian lain, harapannya Delta bisa mewakili puncak mutasi yang bisa dicapai virus. AY.4.2 mungkin mulai menimbulkan keraguan tentang tuduhan ini,” ujarnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Vocket

Tags

Terkini

Terpopuler