PR DEPOK - Taliban dikabarkan telah membentuk komisi untuk menghapus 'orang-orang jahat' dari internal untuk melindungi reputasi Afghanistan.
Langkah ini merupakan tanda terbaru dari upaya Taliban untuk merubah status dari kelompok pemberontak menjadi pemerintahan formal di Afghanistan.
Diketahui, Taliban beroperasi sebagai pejuang pemberontak selama dua dekade sebelum menggulingkan pemerintah yang didukung Barat pada Agustus lalu.
Keanggotaan mereka meningkat dalam dua tahun terakhir, terutama setelah Taliban berhasil berkuasa kembali di Afghanistan.
Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, Deputi Taliban dan Menteri Dalam Negeri Afghanistan Sirajuddin Haqqani membenarkan rencana pembentukan komisi tersebut.
“Kami telah mengetahui bahwa orang-orang yang melakukan pelanggaran telah memasuki barisan kami, membawa reputasi buruk ke Imarah Islam Afghanistan, dan melayani kepentingan pribadi mereka,” ujar keduanya.
"Ini adalah harapan kami, bahwa harus ada sejumlah kecil orang itu dikeluarkan sehingga gerakan ini tidak ternodai," lanjutnya.
Diketahui, komisi tersebut telah dibentuk di bawah Kementerian Pertahanan yang dipimpin oleh Mullah Yaqoob, putra pendiri Taliban Mullah Omar.
Sebelumnya dilaporkan dari media-media, bahwa sejak Agustus, orang-orang yang mengaku sebagai anggota Taliban telah melakukan beberapa serangan terhadap warga sipil dan mantan anggota pasukan keamanan pemerintah yang dideportasi.
Meskipun pemimpin Taliban telah mengumumkan amnesti. Di lain sisi, para pejabat Taliban juga telah berulang kali membantah sanksi atas tindakan ini.
Haqqani, sosok bayangan yang tidak pernah digambarkan di depan umum, juga merupakan kepala Jaringan Haqqani yang melakukan beberapa serangan paling brutal selama 20 tahun pemberontakan.
Kepala Jaringan Haqqani mengatakan bahwa pembentukan komisi tersebut sangat dibutuhkan.
"Saya ingin meminta saudara-saudara kita untuk bekerja sama dengan komisi dan tidak melindungi atau mendukung siapa pun dengan perilaku buruk berdasarkan persahabatan pribadi," ujar Haqqani.
Langkah tersebut adalah tanda terbaru bahwa Taliban telah dipaksa bekerja keras untuk mengubah pemberontakan gerilya menjadi pemerintahan sipil sejak pengambilalihan pada Agustus lalu.***