Hidup Miskin, Kesejahteraan Pembelot yang Kembali ke Utara Usai Menetap 1 Tahun di Korea Selatan Dipertanyakan

4 Januari 2022, 15:50 WIB
Seorang pria melihat ke arah Desa Kaepoong di Korea Utara melalui teropong di dekat zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea, di Paju, Seoul 16 Oktober 2013. /Kim Hong-Ji/Reuters

PR DEPOK - Aksi yang dilakukan mantan pembelot asal Korea Utara yang kembali melintasi zona demiliterisasi untuk kembali ke negaranya kini menjadi perbincangan hangat.

Seperti diberitakan sebelumnya, pembelot tersebut diidentifikasi sebagai pria berusia 30-an yang membelot ke Korea Selatan pada November 2020 lalu.

Usai aksinya viral karena terbilang peristiwa langka, kini banyak pihak yang mempertanyakan kesejahteraan pria tersebut selama lebih dari satu tahun hidup di Korea Selatan.

Baca Juga: Ma’ruf Amin ke Deddy Corbuzier: Pemain Bola Kita Itu Mainnya Bagus, Tapi Daya Tahannya Lemah

Perlakuan yang diberikan oleh Pemerintah Korea Selatan kini menjadi sorotan internasional.

Pertanyaan-pertanyaan seperti "Benarkah pria itu mendapatkan hidup yang lebih layak setelah menetap di Korea Selatan?" hingga "Apa yang membuatnya nekat kembali ke Utara meski telah bersusah payah membelot yang tentu membahayakan nyawanya?" mulai bermunculan.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, pria berusia 30-an itu tercatat pernah bekerja sebagai petugas kebersihan di Korea Selatan. Pekerjaan itu membuatnya masuk golongan kelas bawah atau miskin.

Baca Juga: Pemerintah Izinkan PTM 100 Persen Tahun ini, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Informasi tersebut dikonfirmasi langsung oleh seorang pejabat militer Korea Selatan.

"Dia diklasifikasikan sebagai orang kelas bawah (miskin)," ujar pejabat yang enggan mengungkap identitas pembelot lebih jauh karena alasan privasi.

Meski akhirnya memutuskan kembali ke Korea Utara, para pejabat militer Korea Selatan tidak melihat adanya tanda-tanda pria itu sengaja dikirim sebagai mata-mata dari negaranya.

Baca Juga: Premium Batal Dihapus tapi Masyarakat Tak Menemukannya di SPBU, Cipta Panca: Dagelan

Sementara itu, hingga kini Pemerintah Korea Utara belum juga melaporkan kondisi pembelot itu.

Dengan demikian, belum bisa dikonfirmasi kemungkinan pembelot itu masih hidup atau hukuman yang akan diberikan kepadanya.

Kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan bahwa kepolisian di Nowon, Seoul Utara telah memberikan perlindungan dan jaminan keselamatan kepada pembelot tersebut.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Tegaskan Indonesia Tak Bisa Jadi Negara Khilafah: Itukan Menyalahi Kesepakatan

Perlindungan itu diberikan lantaran adanya kekhawatiran tentang kemungkinan ia akan kembali ke Utara meski kala itu gerak-geriknya tidak mengindikasikan tindakan demikian.

Di sisi lain, seorang pejabat Kementerian Unifikasi Seoul yang menangani urusan lintas batas antar-Korea menegaskan bahwa sang pembelot sudah menerima dukungan dari pemerintah dalam bentuk jaminan keselamatan, tempat tinggal, perawatan medis, dan pekerjaan.

Selama tinggal di Korea Selatan pun, pria itu sangat jarang berinteraksi dengan tetangga sekitar.

Baca Juga: Kalah Taruhan Rp500 Juta dari Denny Sumargo, Raffi Ahmad: Bukan Masalah Duitnya, Harga Diri

Menurut pengakuan warga sekitar, beberapa hari menjelang kembalinya pembelot itu ke Utara, ia terlihat membuang barang-barang pribadi seperti kasur dan selimut.

Tindakan itu dianggap janggal karena barang-barang yang dibuangnya masih bisa disebut barang baru yang sangat layak pakai.

Namun karena tidak pernah menyapa satu sama lain, warga sekitar merasa enggan untuk menanyakan tindakan itu kepadanya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler