Buntut Pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani, Iran Jatuhkan Sanksi kepada 51 Warga Negara Amerika Serikat

9 Januari 2022, 12:45 WIB
Ilustrasi bendera Iran. /Reuters

PR DEPOK - Republik Islam Iran telah menjatuhkan sanksi terhadap puluhan warga negara Amerika Serikat, termasuk para petinggi militer.

Kementerian Luar Negeri Iran menyebut total 51 warga negara Amerika Serikat yang disanksi terlibat dalam pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani.

Dari 51 orang itu, termasuk di antaranya Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat Mark Milley, kepala Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) Kenneth F. McKenzie Jr., dan mantan Penasihat Keamanan Nasional Robert C. O'Brien.

Baca Juga: Dikritik Pakar Sepak Bola hingga Penggemar Klub, Ini Komentar Marcus Rashford

"Orang-orang dalam daftar sanksi berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, perencanaan, organisasi, pembiayaan, dukungan, serta dalam kepemimpinan atau implementasi operasi pembunuhan Soleimani," kata pihak kementerian.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Sputnik pada Minggu, 9 Januari 2022, tindakan pembalasan itu dilakukan beberapa hari setelah peringatan dua tahun atas pembunuhan jenderal terkemuka Iran, Qassem Soleimani.

Selain itu, sanksi tersebut juga diumumkan Iran di tengah pembicaraan yang sejauh ini belum menemukan titik terang antara Amerika Serikat dan Iran dalam memulihkan kesepakatan nuklir 2015.

Baca Juga: Kisah Haru Bayi yang Sempat Hilang Selama 5 Bulan Akibat Kekacauan di Afghanistan Saat Taliban Resmi Berkuasa

Iran telah berulang kali bersumpah untuk membalas kematian Soleimani dan meminta pertanggungjawaban semua orang atas pembunuhannya.

Teheran juga menegaskan bahwa serangan terhadap jenderalnya, pemimpin cabang asing IRGC yang disebut Pasukan Quds, adalah tindakan terorisme.

Diketahui, Soleimani terbunuh selama kunjungan ke Irak, saat ia tiba sebagai bagian dari misi diplomatik rahasia.

Baca Juga: Emosi Lihat Akting Anya Geraldine di Layangan Putus, Inul Daratista: Kapokmu Kapan

Mobil yang dikendarai Soleimani dihantam oleh pesawat tak berawak milik Amerika Serikat yang kala itu di bawah perintah Presiden Donald Trump.

Pemerintah Donald Trump mengklaim pemimpin Pasukan Quds itu tengah merencanakan serangan terhadap kepentingan Amerika Serikat di wilayah tersebut.

Iran membalas beberapa hari kemudian dengan menembakkan rentetan rudal ke dua pangkalan militer Irak yang menampung pasukan Amerika Serikat.

Baca Juga: Omicron Menginfeksi Pelaku Perjalanan Luar Negeri, Siti Nadia: Kebanyakan dari 2 Negara Ini

Menurut laporan saat itu, tidak ada prajurit Amerika Serikat yang tewas dalam serangan tersebut, tetapi banyak tentara terluka.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Sputnik

Tags

Terkini

Terpopuler