PR DEPOK - Sebuah laporan penasehat keamanan siber yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Australia menyatakan bahwa para peretas terhubung dengan Pemerintah Iran.
Para peretas, termasuk ransomware, dilaporkan secara aktif menargetkan berbagai sektor penting di Amerika Serikat.
Menurut Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, FBI, Pusat Keamanan Siber Australia, dan Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris, mereka menargetkan sektor transportasi dan kesehatan di Amerika Serikat, serta organisasi di Australia.
Pihak berwenang AS telah mengamati bahwa setidaknya sejak Maret, peretas yang disponsori Pemerintah Iran telah menggunakan sisi kerentanan dari Microsoft Exchange dan Fortinet.
Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Monitor pada Senin, 22 November 2021, para peretas kerap menargetkan banyak korban di berbagai sektor infrastruktur penting untuk mempromosikan aktivitas kejahatan.
Laporan tersebut menyatakan bahwa peretas dapat menggunakan hak akses ini untuk melakukan operasinya, seperti kebocoran atau enkripsi data, ransomware, dan pemerasan.
Baca Juga: China Turunkan Hubungan Diplomatik dengan Lithuania, Ini Gara-garanya
Tujuannya termasuk rumah sakit di Amerika Serikat yang berspesialisasi dalam perawatan kesehatan anak-anak serta server web yang menghosting nama domain untuk pemerintah kota Amerika Serikat.