Penemuan Teknologi Mesin Exovent Paru-paru Besi dapat Bantu Atasi Virus Corona

2 April 2020, 11:02 WIB
Desain ventilator Exovent yang baru ditemukan yang dikembangkan oleh sekelompok ilmuwan dan dokter /Independent

PIKIRAN RAKYAT - Versi modern dari mesin “paru-paru besi” bisa menjadi jawaban atas kekurangan ventilator layanan kesehatan selama pandemi virus corona menurut sekelompok dokter, ilmuwan, dan insinyur terkemuka.

Mereka telah menemukan kembali versi modern mesin itu.

Bentuknya lebih kecil dari teknologi yang banyak digunakan pada abad terakhir untuk mengobati pasien dengan polio, dan membantu mereka bernafas dengan menjaga tubuh mereka dalam ruang hampa.

Baca Juga: Mitos Umum Pertanyaan Penghilang dan Obat Virus Corona

Para dokter, insinyur, dan ilmuwan telah mengembangkan dan menguji mesin yang disebut exovent, dan akan dikirim ke 3 rumah sakit dalam beberapa hari untuk pengujian secara nyata.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Independent Kamis, 2 April 2020 menyebutkan bahwa The Royal Papworth Hospital, yakni rumah sakit khusus penyakit jantung dan paru-paru di Cambrige (NHS), Inggris akan menjadi salah satu rumah sakit yang telah setuju dalam pengujian mesin tersebut dalam beberapa hari mendatang.

Para peneliti itu mengatakan mesin Exovent dapat dirancang dengan cepat dan murah dengan bahan yang tersedia.

Baca Juga: Ragam Fasilitas Karantina Virus Corona di Asia, dari Hotel Mewah hingga Kamp Kumuh

Ide pembuatan mesin itu muncul ketika pemerintah Inggris mengklaim hanya 30 ventilator buatan Inggris yang baru dan akan dikirim ke rumah sakit NHS minggu depan untuk merawat pasien virus corona, setelah sebelumnya menjanjikan ribuan ventilator akan datang dalam beberapa hari.

NHS telah berjuang untuk membuat ribuan tempat perawatan ekstra intensif di tengah kekhawatiran layanan kesehatan di sana kewalahan oleh pasien yang perlu diventilasi.

Para peneliti yang telah didukung oleh Profesor Sir John Burn, ketua The Newcastle upon Tyne Hospitals Foundation Trust dan mantan anggota dewan NHS England, telah mengembangkan gagasan itu dalam hitungan minggu, bekerja siang dan malam.

Baca Juga: Daftar Mall di Depok yang Tutup Sementara untuk Cegah Penyebaran Virus Corona

Itu juga telah didukung oleh keluarga fisikawan Stephen Hawking.

Jika diberi izin oleh pemerintah dan regulator, para peneliti mengklaim bisa membangun hingga 5.000 mesin dalam waktu seminggu.

Dr. Coulthard mengatakan pihaknya telah bekerja selama 10 hari terakhir untuk pengembangan alat ini.

Baca Juga: Soal Pembebasan Narapidana, Koruptor dan Terorisme Tidak akan Dibebaskan

“Tim telah bekerja flat-out selama 10 hari terakhir. Jelas kebutuhan akan lebih banyak ventilator saat ini dan ini adalah metode ventilasi non-invasif yang lebih murah dan lebih mudah yang berfungsi setidaknya jika tidak lebih baik daripada ventilasi tradisional," katanya.

Dia mengaku tim peneliti tidak tertarik untuk menjaga hak cipta atas gagasan tersebut, karena ide itu akan berguna di negara-negara miskin.

“Kami senang untuk memberikannya. Ini murah dan mudah, serta dapat dibuat dengan bahan yang tidak tersedia di Inggris. Harga pembuatan mesin ini bisa lebih murah 10 kali lipat dari ventilator pada umumnya,” ungkapnya.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tertular, Berikut Protokol Penguburan Jenazah Virus Corona

Dia juga mengatakan alat itu dapat meningkatkan efisiensi jantung hingga 25 persen dibandingkan dengan ventilasi konvensional, yang menekan dada dan dapat mengurangi fungsi jantung.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Independent

Tags

Terkini

Terpopuler