Bukan Singapura atau Korea Selatan, Israel Jadi Negara Teraman dari Pandemi Virus Corona

13 April 2020, 08:49 WIB
KAWAT berduri di dekat Yerussalem.* /Pixabay/

PIKIRAN RAKYAT - Israel kini dinilai sebagai tempat paling paling aman di tengah pandemi virus corona atau COVID-19.

Hal ini karena tenaga medis di sana terus mempelajari hal baru tentang perkembangan virus dari negara-negara di Asia yang telah lebih dulu mengidentifikasi virus tersebut.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Asia Nikkei, saat Israel masih mengonfirmasi sedikit kasus COVID-19, seorang dokter bernama dr. Anon Afek mengaku selalu memulai paginya dengan membaca literatur terbaru tentang virus corona.

Namun, baru-baru ini kasus tak lagi sedikit, associate director general Pusat Medis Chaim Sheba telah meninggalkan rutinitas membaca tersebut.

Baca Juga: Berikut Ini Sejumlah Poin Penting PSBB di Bogor terkait Transportasi 

"Itu menjadi tugas yang mustahil. Jumlah makalah yang ditulis luar biasa. Pengetahuan terus bertambah dari hari ke hari," ujar dr. Anon Afek.

Rumah Sakit tempat Afek bekerja merupakan salah satu yang terbaik di Israel, rumah sakit itu menjadi ujung tombak dari perjuangan Israel melawan virus corona.

Sejak wabah virus corona menyebar keluar dari Tiongkok, sejumlah negara telah membuktikan apa saja yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah penyebaran virus tersebut.

Singapura meraup banyak pujian dari negara lain karena sistem penelusuran riwayat perjalanan pasien yang teliti dan diterapkannya social distancing.

Baca Juga: Bertambah 399 Kasus, Indonesia Catat Penambahan Kasus Corona Tertinggi dalam Sehari 

Sementara Korea Selatan juga dinilai sebagai salah satu yang terbaik karena telah menekan angka kasus dengan tes massal menggunakan drive thru tes.

Kendati dua negara itu mendapatkan banyak pujian, sebuah venture fund yang berbasis di Hong Kong bernama Deep Knowledge Ventures, melakukan penilaian terkait penanggulangan pandemi di berbagai negara, ternyata Israel yang menduduki posisi pertama.

Penilaian dilihat dari 76 parameter berbeda, di antaranya jumlah kasus, jumlah kematian akibat kasus, kondisi geografis dan demografis negara, kapasitas rumah sakit, keahlian tim medis, sistem pemerintahan "GovTech", serta kemampuan pertahanan.

Secara keseluruhan, data tersebut menganggap Israel memiliki keunggulan untuk memerangi virus corona.

Baca Juga: Bertambah 399 Kasus, Indonesia Catat Penambahan Kasus Corona Tertinggi dalam Sehari 

"Negara ini relatif kecil, terorganisir dengan baik, dan sistem manajemen GovTech mereka cukup efisien diterapkan secara nasional," kata Dmitry Kaminsky, perwakilan Deep Knowledeg Ventures.

Namun demikian peringkat "seberapa aman sebuah negara di tengah virus corona" tersebut dapat berubah seiring waktu tergantung kondisi yang ada.

Adapun, Singapura menempati posisi kedua sebagai negara ter-aman, diikuti oleh Hong Kong diposisi keempat, dan Taiwan di posisi kelima.

Jepang berada di urutan keenam, dan Korea Selatan berada di peringkat ke-10.

Baca Juga: Kehidupan Akan Kembali Normal 18 Bulan Usai Pandemi Corona, Ujar Bos Microsoft Bill Gates 

Negara-negara tersebut diakui memiliki sistem perawatan kesehatan yang canggih. Namun, Israel memiliki keunggulan lain, kata Kaminsky.

Israel dinilai lebih unggul dalam hal menyegel perbatasan, memobilisasi sumber daya, dan menghadapi setiap ancaman geopolitik sebab negara tersebut telah berperang untuk dekade yang lama.

Afek, salah satu dokter yang bertugas di Israel menganggap alasan tersebut cukup masuk akal.

"Kami bekerja di masa damai untuk mempersiapkan, melakukan latihan, dan memastikan semua sistem kami berbicara dalam satu 'bahasa'. Semua rumah sakit, layanan darurat, tentara, polisi, tahu cara bekerja, sebab kita melakukannya selama latihan," kata Afek.

Baca Juga: Jenazah Korban Corona Dimakamkan di Tempat Istimewa di Arab Saudi, Tak Ada Penolakan 

Saat ini, total kasus Israel mencapai 11.145. Sebagian besar memang hanya infeksi ringan. Angka kematian negara tersebut telah mencapai 103 orang pada hari Minggu.

Bahkan pandemi di Israel juga telah menyerang orang-orang di kursi pemerintahan. Pekan lalu, Menteri Kesehatan Yaakov Litzman dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Sejak 12 Maret 2020 lalu, virus corona telah menyebar hampir ke seluruh wilayah negara. Pemerintah memutuskan untuk menutup sekolah, melarang pertemuan lebih dari 10 orang, dan menginstruksikan warga untuk tinggal di dalam rumah.

Israel menggunakan pengawasan anti-terorisme untuk melacak sebaran kasus virus. Aplikasi dari Kementerian Kesehatan juga memungkinkan penggunanya akan kemungkinan terpapar virus.

Baca Juga: Cek Fakta: 3.000 Pasien Corona Dikabarkan Sengaja Dibunuh Dokter di Italia, Simak Faktanya 

Kendati demikian, Pemerintah Israel tak lepas dari kritikan masyarakat sebab jika pemerintah lebih siap, maka kasus virus corona bisa dibendung.

Baru-baru ini, Israel juga gencar melakukan tes massal agar jumlah kasus positif terus dapat terdeteksi. Mereka dilaporkan melakukan tes massal sebanyak 6.000 dalam satu hari.

Hingga kini, pasien virus corona di Israel hanya mengalami infeksi ringan sehingga sebagian dari masyarakat juga mengira bahwa langkah social distancing yang mereka terapkan juga efektif.

Untuk pengujian sendiri, dari pengakuan Afek, mereka berkiblat pada cara Korea Selatan.

Baca Juga: BERITA BAIK, 206 Warga Jabodetabek Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona 

Awalnya, Israel menjalankan upaya pengujian yang konservatif, akan tetapi para dokter mempelajari bahwa pengujian massal seperti di Korea Selatan harus dilakukan lebih awal.

Pada awalnya, sejumlah penelitian tidak terlalu mewajibkan pemakaian masker, akan tetapi Israel belajar dari Tiongkok dan Jepang bahwa penggunaan masker sangat berpengaruh terhadap penyebaran virus.

Negara dengan jumlah penduduk sembilan juta orang itu kini tengah melakukan berbagai produksi alat medis seperti ventilator baru, diagnosis, dan pengobatan.

Afek juga mengatakan bahwa para dokter Israel pergi ke perbatasan Palestina di jalur Gaza untuk membagikan ilmu dan pengalaman mereka menangani pandemi virus corona.

Baca Juga: Jenazah Korban Corona Dimakamkan di Tempat Istimewa di Arab Saudi, Tak Ada Penolakan 

Para dokter di sana juga menyarankan bahwa begitu ada negara yang menang melawan virus, negara tersebut harus membantu orang lain yang membutuhkan.

"Jepang baik-baik saja. Taiwan, Korea Selatan, Singapura, bahkan Tiongkok sendiri, mereka bisa membantu. Tentu saja kita bisa mengalahkan virusnya," kata Afek.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Asia Nikkei

Tags

Terkini

Terpopuler