Gunung di Swiss Pancarkan Cahaya Solidaritas untuk Bangkitkan Semangat Lawan Corona

14 April 2020, 06:43 WIB
/The Local/

PIKIRAN RAKYAT - Ketika dunia kewalahan melawan dan bertahan dari krisis virus corona, sebuah seni proyeksi cahaya menerangi Gunung Matterhorn di Swiss dengan pesan harapan dan solidaritas di masa kegelapan ini.

Setiap malam setelah matahari terbenam, simbol nasional negara Swiss setinggi 4.478 meter (14.692 kaki) ini dipenuhi dengan kata-kata dan gambar sebagai solidaritas ketika orang-orang menghadapi penyebaran pandemi mematikan itu.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs The Local.ch, proyeksi cahaya setinggi hampir 800 meter, telah dipancarkan selama lebih dari seminggu terakhir dari kaki gunung dekat perbatasan tenggara Swiss dengan Italia.

Baca Juga: Uniknya Skywriting di Langit Inggris Setelah 60 Tahun Tak Pernah Terlihat 

"Kami mulai dengan bendera Swiss, karena gunung itu simbol negara kami," kata seniman cahaya Gerry Hofstetter

Kata-kata "hope", "solidarity", dan "stay at home" telah disorotkan ke arah puncak Gunung Matterhorn, bersama dengan gambar bentuk hati merah raksasa dengan latar belakang putih - latar belakang warna bendera nasional Swiss.

Bendera Swiss, Italia, dan wilayah Swiss Ticino juga dipancarkan ke Gunung Matterhorn pada Rabu malam.

Wilayah Ticino selatan, yang berbatasan dengan Italia utara yang dilanda virus corona, telah menjadi yang paling terparah di Swiss.

Baca Juga: PSBB Depok Batasi Penumpang Kendaraan, Pengendara Motor Dilarang Berboncengan

LAMBANG cinta terlihat di puncak gunung Matterhorn, Swiss.*

Bendera negara-negara lain yang terkena dampak buruk akan diproyeksikan ke gunung dalam beberapa hari dan minggu mendatang.

Mendominasi cakrawala, Hofstetter mengatakan Matterhorn gagah seperti mercusuar yang mengirim pesan kepada setiap kapal yang berada dekat dengan pelabuhan.

"Cahaya adalah harapan. Jadi jika Anda mengirim pesan dengan cahaya dalam situasi seperti sekarang ini, Anda memberikan harapan itu - terutama dengan gunung yang ikonik, mandiri, berbentuk piramid, sangat kuat ini," katanya.

Matterhorn menghadap ke resor ski Zermatt jauh di bawah lembah. Kota yang biasanya ramai ini, kini jarang dikunjungi turis, pengunjung hotel, dan tempat liburan lain yang sebagian besar telah kosong.

Baca Juga: Imbas PSBB, Go Car dan Grab Car di Depok Dibatasi Maksimal 4 Penumpang 

Swiss, yang telah mencatat lebih dari 18.000 kasus dan 430 kematian akibat virus corona. Mereka juga telah menutup sekolah, bar, restoran, dan toko non-makanan dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus.

Di seluruh dunia, hampir satu juta orang diketahui telah terinfeksi, sementara hampir 50.000 nyawa telah hilang ditelan pandemi ini.

Hofstetter (58), menolak untuk mengungkapkan di mana dia memproyeksikan seni proyeksi cahayanya.

Namun mengatakan, dia dan seorang asisten duduk di sebuah kamp tinggi di pegunungan di atas Zermatt, setelah berangkat dengan makanan yang cukup untuk bertahan selama sebulan.

Baca Juga: Ulang Tahun ke-22, Erick Thohir: Kementerian BUMN Harus 'Berakhlak' 

Dia mengatakan pesan itu tidak akan berarti jika dia tidak membuat pengorbanannya sendiri untuk memproyeksikannya.

Setiap hari, dia berjalan tiga jam melewati salju untuk mengangkut 45 liter air untuk minum, mencuci, dan mandi dengan suhu kadang-kadang turun hingga minus 22 derajat Celcius.

Proyeksi cahaya akan berlangsung hingga 19 April, ketika langkah-langkah darurat Swiss yang telah ditetapkan akan berakhir.

Namun, jika diperpanjang, tidak ada jalan keluar untuk Hofstetter.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Local Italia

Tags

Terkini

Terpopuler