PR DEPOK - Presiden Rusia Vladimir Putin dan timpalannya dari AS Joe Biden telah menyetujui untuk bertemu.
Namun pertemuan itu akan dilakukan dengan syarat jika Moscow tidak menginvasi Ukraina.
Begitupun Prancis yang mengumumkan akan menyusul babak baru diplomasi untuk mencegah perang habis-habisan di tengah krisis Rusia dan Ukraina.
Baca Juga: Harga Kedelai Naik Diklaim Mendag Gegara Babi di China, Ekonom: Pejabat Sekarang Lucu-Lucu
Kedua pemimpin telah mengatakan setuju pada prinsipnya untuk KTT, yang diusulkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Gedung Putih mengkonfirmasi kesediaan Biden, meskipun itu sangat berhati-hati.
Elysee menambahkan bahwa KTT akan diperluas ke "pemangku kepentingan yang relevan" dan bahwa persiapan akan dimulai antara Rusia dan Amerika Serikat pada hari Kamis.
Baca Juga: Ratu Elizabeth Dilaporkan Telah Terkonfirmasi Positif Covid-19 dengan Gejala Flu
Sebelumnya, Washington telah memperingatkan invasi yang akan segera terjadi antara Ukraina dan Rusia.
Ukraina dan Rusia kini saling menyalahkan atas lonjakan penembakan di garis depan yang memisahkan pasukan Kyiv dari separatis yang didukung Moskow.
Pemboman telah mengirim warga Ukraina melarikan diri ke ruang bawah tanah dan tempat perlindungan lainnya.
Sementara beberapa warga sipil telah aman dievakuasi.
Baca Juga: Viral Beli Minyak Goreng Wajib Fotocopy KK dan Bukti Vaksin, Rizal Ramli: Makin Lama Makin Ngawur
Dalam pernyataannya sendiri, Gedung Putih memperingatkan bahwa pihaknya masih siap untuk menjatuhkan konsekuensi cepat dan berat jika Rusia menyerang.
"Dan saat ini, Rusia tampaknya melanjutkan persiapan untuk serangan skala penuh di Ukraina segera," ucap sekretaris pers AS Jen Psaki dikutip PR Depok dari NDTV.
Washington dan ibu kota Barat lainnya mengatakan bahwa Rusia telah mengumpulkan lebih dari 150.000 tentara di perbatasan Ukraina.
Baca Juga: Cara Daftar PKH dan Kartu Sembako di DTKS Kemensos 2022 Online dan Ambil Uang Pakai KTP serta KK
Mereka diduga siap untuk melancarkan serangan skala penuh.
Moskow menyangkal niat untuk menyerang tetangganya itu.
Tetapi juga telah menuntut agar aliansi NATO secara permanen mengesampingkan tawaran Ukraina untuk menjadi anggota.
Serta menyerukan penarikan pasukan Barat yang dikerahkan di Eropa timur sejak akhir Perang Dingin.***