Terungkap Situasi Perang di Ukraina, Tentara Rusia Menangis Ingin Bunuh Diri dan Tolak Perintah Penyerangan

2 Maret 2022, 14:55 WIB
Tentara Ukraina terlihat di sebelah kendaraan lapis baja yang hancur, yang mereka katakan milik tentara Rusia, di luar Kharkiv, Ukraina 24 Februari 2022. /Maksim Levin/Reuters

PR DEPOK – Perang Rusia dan Ukraina yang sudah berlangsung selama 7 hari sudah memakan banyak korban, khususnya tentara dari kedua negara.

Situasi yang dihadapi tentara Rusia dan Ukraina tidak mudah, sehingga di medan perang banyak mengalami tekanan.

Baru-baru ini terungkap percakapan antara tentara Rusia di tengah serangan mereka ke Ukraina.

Baca Juga: Menaker Batal Gunakan Aturan Pencairan JHT di Usia 56 Tahun dan Kembali ke Permenaker 19 Tahun 2015

Pesan radio yang disadap menunjukkan bahwa pasukan Rusia menolak untuk mematuhi perintah dari komando pusat untuk menyerang kota-kota Ukraina dan mengeluh tentang kekurangan makanan dan bahan bakar.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daily Mail, percapakan tentara Rusia itu terkuak setelah disadap oleh perusahaan intelijen Inggris.

Dalam salah satu percakapan terdengar tentara Rusia terdengar seperti sedang menangis.

Baca Juga: AS Imbau Warga Tak Bepergian ke China karena Ada Potensi Anak-Anak Dipisahkan dari Orang Tua

Lalu, ada seorang tentara terdengar kehilangan kesabaran ketika menanyakan waktu makanan atau bahan bakar akan tiba.

Pesan lainnya menunjukkan situasi pertempuran sengit. Saat itu tentara Rusia harus mengingatkan rekannya yang berbicara dari pusat komando bahwa mereka tidak dapat menggunakan artileri di daerah itu sampai warga sipil meninggalkan lokasi.

Rekaman video lainnya, menunjukkan tentara Rusia frustasi mundur kembali ke Rusia, dengan pesan teks yang dikirim kepada ibunya "satu-satunya hal yang saya inginkan sekarang adalah bunuh diri."

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 23 Sedang Dievaluasi, Berikut Arti Evaluasi di Dashboard www.prakerja.go.id

Tentara Rusia yang berpartisipasi dalam invasi ke Ukraina dikabarkan berada dalam "kekacauan total".

Pendiri ShadowBreak, Samuel Cardillo (26) mengatakan bahwa pihaknya menemukan operasi Rusia beroperasi dalam kekacauan total.

"Mereka tidak tahu ke mana mereka pergi atau bagaimana sebenarnya berkomunikasi dengan baik satu sama lain. Ada saat-saat ketika kami mendengarnya. (Tentara Rusia) menangis dalam pertempuran, periode ketika mereka saling menghina, jelas bukan tanda moral yang tinggi,” katanya.

Baca Juga: Tanggapi Wacana Penundaan Pemilu 2024, Fadli Zon Tegaskan Partai Gerindra Setia pada Konstitusi

Cardillo mengatakan beberapa pesan juga menjadi bukti kejahatan perang karena berisi perintah untuk menembakkan roket ke daerah perkotaan.

Sementara itu, seorang pejabat senior Departemen Pertahanan AS mengatakan, beberapa tentara Rusia sengaja melubangi tangki bensin kendaraan mereka dengan harapan menghindari pertempuran dengan Ukraina.

Rekaman lain yang diperoleh menunjukkan seorang tentara Rusia menangis memohon kepada krunya, "lambat, lambat."

Baca Juga: Pengaspalan Ulang Sirkuit Mandalika Sedang Berlangsung, ITDC Minta Masyarakat Tetap Optimis

Banyak dari militer Rusia mengklaim bahwa mereka percaya mereka melakukan latihan di daerah perbatasan dan tidak menyadari bahwa mereka dikirim untuk menyerang Ukraina.

Sebagai informasi, sistem komunikasi militer Rusia masih menggunakan radio dua arah analog, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap intersepsi.

Pasukan Ukraina juga dilaporkan tidak memiliki masalah untuk mengganggu komunikasi Rusia dan mengganggu mereka dengan suara lagu kebangsaan mereka.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler