Sentil Vladimir Putin Soal Invasi ke Ukraina, Kamala Harris Sebut Rusia Lemah hingga NATO Lebih Kuat

11 Maret 2022, 06:20 WIB
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris sebut Rusia lebih lemah karena Putin /Instagram/@kamalaharris

PR DEPOK - Wakil Presiden AS Kamala Harris pada Kamis, 10 Maret 2022 mulai buka suara terkait invasi Rusia ke Ukraina yang pada hari ini telah memasuki hari ke-16.

Menurut Kamala Harris, tindakan invasi yang diperintahkan Presiden Rusia Vladimir Putin hanya membuat aliansi pertahanan NATO Barat 'lebih kuat'.

Tak hanya itu, Kamala Harris juga secara blak-blakan menyebut Rusia kini menjadi lebih lemah karena tindakan Vladimir Putin.

Baca Juga: Arti Network Error Saat Login ke Dashboard Kartu Prakerja

"Aliansi NATO lebih kuat dan Rusia lebih lemah karena apa yang telah dilakukan Putin. Itu sangat jelas bagi kami," kata Harris kepada wartawan bersama Presiden Polandia Andrzej Duda di Warsawa.

Sementara presiden Polandia juga menambahkan, jika semua orang harus menyelamatkan Ukraina dari gempuran serangan Rusia yang tak ada habisnya.

Duda juga mengatakan, jika saat ini apa yang dilakukan Rusia telah membawa ciri-ciri genosida yang mungkin akan memberangus warga Ukraina.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Depok Jumat, 11 Maret 2022: Waspadai Hujan Disertai Petir Jelang Siang

“Kita harus menetapkan sanksi tambahan terhadap Rusia. Kita tidak bisa mentolerir aktivitas militer seperti itu yang membawa ciri-ciri genosida,” tambah Duda.

Ia juga menambahkan, apa yang dilakukan oleh Rusia adalah tindakan biadab, di mana banyak warga sipil termasuk anak-anak tak berdosa tewas sia-sia dalam invasi tersebut.

"Karena tidak ada yang meragukan bahwa ... jika orang biasa terbunuh, jika bom dan roket diluncurkan di daerah pemukiman yang tidak memiliki instalasi militer, maka itu adalah kebiadaban," katanya.

Baca Juga: Hadapi Soal Perselingkuhan Mantan Suami dengan Baby Sitter, Mawar AFI Malah Minta Hal Ini

Kedua pemimpin itu pun mengutuk pemboman Rusia terhadap rumah sakit bersalin di Mariupol Ukraina pada Rabu, 9 Maret 2020.

Harris menyebutnya sebagai tindakan kekerasan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan".

"Kami telah menyaksikan selama berminggu-minggu dan tentu saja dalam 24 jam terakhir kekejaman dengan proporsi yang tak terbayangkan," tambahnya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler