PR DEPOK - Pejabat Amerika Serikat menegaskan bahwa negaranya tidak memiliki kebijakan mengubah rezim di Rusia.
Sebelumnya, Presiden Joe Biden mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak dapat tetap berkuasa.
"Seperti yang Anda ketahui, dan kami katakan berulang kali, kami tidak memiliki strategi perubahan rezim di Rusia atau di negara lain"
"Dalam hal ini, dalam kasus apa pun, urusan mereka tetap menjadi urusan mereka, termasuk di Rusia," ujar Menteri Luar Negeri Anthony Blinken saat berkunjung ke Israel, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Senin, 28 Maret 2022.
Komentar Blinken muncul setelah Joe Biden memberikan pidato paling kerasnya terhadap Vladimir Putin sejak pemimpin Rusia itu memerintahkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
Dalam pidato yang disampaikan di Istana Kerajaan Warsawa pada Sabtu malam, Joe Biden mengingatkan bahwa dunia harus dibangun dalam pondasi demokrasi dan menentang Rusia yang otokratis.
"Demi Tuhan, orang ini (Vladimir Putin) tidak bisa terus berkuasa," kata Joe Biden.
Segera setelah pidato tersebut, seorang pejabat Gedung Putih mengklarifikasi bahwa komentar Joe Biden dimaksudkan untuk mempersiapkan negara-negara demokrasi dunia untuk konflik berkepanjangan atas Ukraina dan tidak mendukung perubahan rezim di Rusia.
Utusan Amerika Serikat di NATO Julianne Smith mengulangi pesan yang senada dengan Blinken.
Baca Juga: Salat Tarawih dan Mudik Harus Vaksin Booster, Fadli Zon: Syarat yang Mengada-ada
"Amerika Serikat tidak memiliki kebijakan perubahan rezim di Rusia," katanya.
Sementara itu, Senator Republikan di Komite Hubungan Luar Negeri James Risch menyebut pernyataan Biden sebagai kekeliruan yang mengerikan.
"Kebanyakan orang yang tidak paham jalur hubungan luar negeri tidak menyadari sembilan kata yang diucapkannya akan menyebabkan letusan"
"Dan ini akan menyebabkan masalah yang serius," ujar senator itu.
Baca Juga: Susul Indra Kenz dan Doni Salmanan, Denny Darko Ungkap Dua Afiliator yang Akan Ditangkap Minggu Ini
Kata-kata berapi-api Joe Biden juga tidak disambut oleh beberapa pemimpin Eropa seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyerukan untuk menahan diri baik dalam kata-kata maupun tindakan.
“Kami ingin menghentikan perang yang telah diluncurkan Rusia di Ukraina tanpa eskalasi, itulah tujuannya,” kata Emmanuel Macron.
Meski mengecam keras invasi Rusia ke Ukraina, Presiden Prancis tetap membuka saluran komunikasi dengan Kremlin dalam upaya menengahi solusi diplomatik.
Baca Juga: Cara Mudah Cek TV Sudah Digital atau Belum Lewat Situs siarandigital.kominfo.go.id
Jumat lalu, Emmanuel Macron juga mengatakan dirinya berusaha untuk mengadakan lebih banyak pembicaraan dengan Vladimir Putin dalam beberapa hari mendatang mengenai situasi di Ukraina.***