Amnesty International Kecam Tindakan India yang Mendeportasi Ratusan Pengungsi Rohingya Kembali ke Myanmar

3 April 2022, 11:50 WIB
Ilustrasi pengungsi Rohingya. /Reuters/Navesh Chitrakar

PR DEPOK - Sejumlah kelompok hak asasi manusia (HAM) salah satunya Amnesty International mengecam tindakan India yang mendeportasi ratusan etnis Rohingya dan menahan pengungsi baru lainnya di Kashmir.

Amnesty International menyebut India dengan kejam mengabaikan kelangsungan hidup pengungsi Rohingya dan tidak mengindahkan hukum internasional tentang kemanusiaan.

Hasina Begum yang kini berusia 36 tahun ditahan pada 6 Maret tahun lalu bersama lebih dari 200 pengungsi Rohingya lainnya dan dideportasi ke Myanmar pada 22 Maret 2022.

Baca Juga: Ukraina Klaim Rebut Kembali Wilayah Kyiv dari Pasukan Rusia

Pada tahun 2017, India juga sempat mendeportasi 16 pengungsi Rohingya ke Myanmar yang dianggap melanggar prinsip non-refoulment tantang larangan mendeportasi pengungsi ke tempat yang memungkinkan mereka kembali menjadi korban penganiayaan.

Bahkan sikap India kala itu terjadi setelah kurang dari dua minggu Amerika Serikat menyebut bahwa militer Myanmar melakukan genosida dan kejahatan kemanusiaan lainnya terhadap etnis Rohingya.

"Pihak berwenang India menyadari betul bahwa pengungsi Rohingya akan berhadapan dengan berbagai kejahatan yang tentu melanggar HAM di negara asal mereka, Myanmar"

Baca Juga: Bansos BPNT April 2022 Sudah Cair, Daftar Pakai Aplikasi Ini lewat HP untuk Dapatkan BLT Sembako Rp600.000

"India sangat keterlaluan membuat pengungsi Rohingya bertemu nasib buruk mereka," tutur Amnesty International dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Selama lebih dari satu tahun terakhir, Begum dipisahkan dari ketiga anaknya yang masih berusa 8, 12, dan 14 tahun.

Suami Hasina, Johar mengatakan sejak mereka ditahan di kamp di wilayah Kashmir, mereka tidak pernah lagi bertemu ketiga anaknya.

Baca Juga: Ukraina Tuding Rusia Tanam Ranjau di Kyiv dan Chernihiv, Moskow Enggan Berkomentar

Bahkan dengan nasib deportasi kali ini, harapan mereka mungkin pupus untuk berkumpul kembali bersama anak-anaknya.

Satu-satunya kenangan yang dia ingat hanyalah tangis ketiga anaknya saat dipisahkan oleh otoritas India tahun lalu.

"Saat itu anak-anak hanya bisa menangis. Saya putus asa, saya juga menangis mengingat mereka yang tentunya akan merindukan ibu mereka," ujar Johar.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler