Konflik Kembali Memanas, Korea Utara Disebut Hancurkan Resor Golf Simbol Perdamaian

12 April 2022, 19:45 WIB
ILUSTRASI - Korea Utara dilaporkan menghancurkan resor golf yang merupakan smbol perdamaian dengan Korea Selatan. /Reuters

PR DEPOK – Korea Utara dilaporkan telah menggunakan bahan peledak untuk menghancurkan sebuah resor golf bagi wisatawan.

Resor golf yang dihancurkan Korea Utara itu dulunya merupakan simbol perdamaian dengan tetangga, Korea Selatan.

Foto-foto satelit menunjukkan bahwa Hotel Haegumgang yang terapung, bagian dari resor wisata senilai di pegunungan Gunung Kumgang, Korea Utara, sebagian dihancurkan selama akhir pekan.

Pemerintah Korea Selatan mengatakan tindakan sepihak dari penghancuran hotel itu jelas bertentangan dengan tujuan upaya bersama antar-Korea berdasarkan saling menghormati dan konsultasi.

Baca Juga: Tunjukkan Dukungan untuk Imran Khan, Lebih dari 100 Anggota Parlemen Pakistan Mengundurkan Diri

Hal itu diungkapkan oleh Cha Deok-cheol, juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Daily Mail.

Korea Utara telah menggunakan hotline antar pemerintah yang meminta alasan penghancuran bisnis untuk membantu hubungan utara-selatan itu dengan keterlibatan keuangan.

Meskipun panggilan Korea Selatan tidak mendapat tanggapan, tetapi pakar berpendapat bahwa itu merupakan langkah terbaru Kim Jong-Un menuju konfrontasi.

Baca Juga: Tegas! Presiden Jokowi Sebut Pemilu akan Dilaksanakan 14 Februari 2024

Resor Diamond Mountains di Korea Utara tersebut berjarak hampir 50 km dari perbatasan Korea Selatan, dan sebagai bagian dari kebijakan keterlibatan dengan Korea Utara pada tahun 1998.

Presiden Korea Selatan dan pemenang hadiah Nobel perdamaian Kim Dae-jung telah memprakarsai kebijakan untuk melunakkan sikap Korea Utara terhadap Selatan, melalui bantuan ekonomi dan mendorong interaksi antara satu sama lain.

Sejak itu, puluhan ribu turis dari Korea Selatan telah melakukan perjalanan ke pegunungan.

Baca Juga: KPU Janji Segera Tetapkan Peraturan Pemilu 2024 Mendatang

Mereka 'didorong' untuk membelanjakan mata uang asing tetapi dilarang berhubungan dengan orang Korea Utara.

Namun pada Juli 2008, proyek Gunung Kumgang dibatalkan setelah seorang turis Korea Selatan berusia 53 tahun ditembak mati oleh seorang tentara Korea Utara saat berjalan di pantai resor.

Korea Utara mengklaim bahwa Park Wang-ja berkeliaran di atas gundukan pasir yang dianggap sebagai wilayah militer, dan bahwa korban dan Korea Selatan yang bertanggung jawab.

Baca Juga: The Sound of Magic Rilis Teaser Perdana, Ji Chang Wook Tampil Memukau Jadi Pesulap

Upaya lain dari proyek itu adalah kawasan industri di Kaesong, Korea Utara, di mana orang Korea Utara bekerja di pabrik-pabrik yang dioperasikan oleh Korea Selatan. Pabrik ditutup pada 2016.

Kim Jong-Un mengunjungi Gunung Kumgang pada Oktober 2019, dan mengirim buldoser setelah merusak pekerjaan bangunan yang menurutnya buruk.

Sang diktator ingin hotel-hotel yang dibangun Korea Selatan dihancurkan dan diganti setelah menggambarkan mereka sebagai 'sangat terbelakang' dalam kunjungan tersebut.

Baca Juga: Ungkap Puluhan Ribu Orang Diduga Tewas di Mariupol, Zelenskyy: Tapi Rusia Tidak Menghentikan Serangan

Dia menuntut perubahan setelah mengunjungi tempat tersebut dan mencercanya sebagai ‘tanpa karakter nasional sama sekali'.

Kim Jong-un mengatakan bangunan itu 'dibangun seperti tenda darurat di daerah yang dilanda bencana atau bangsal isolasi' dan 'sangat terbelakang dalam hal arsitektur'.

“Dia menginstruksikan untuk menghapus semua fasilitas yang tampak tidak menyenangkan di sisi selatan dan untuk membangun fasilitas layanan modern baru dengan cara kami sendiri,” kata KCNA.

Baca Juga: Mau Kerja di Perusahaan BUMN? Simak Syarat dan Cara Daftar Program Rekrutmen Bersama BUMN 2022 Lewat Link Ini

Saat memeriksa tempat wisata di pantai timur Korea Utara, Kim Jong-un mengatakan adalah gagasan yang salah jika Gunung Kumgang dipandang sebagai simbol hubungan Utara-Selatan.

"Resor itu adalah tanah Korea Utara, dan pariwisata di sana tidak boleh berada di bawah kendali Korea Selatan," katanya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler