Perusahaan Drone Asal China Tangguhkan Bisnisnya di Rusia dan Ukraina demi Terlihat Netral

27 April 2022, 16:20 WIB
Ilustrasi drone buatan perusahaan teknologi asal China DJI. /Pok Rie/Pexels

PR DEPOK - SZ DJI Technology Co., Ltd atau DJI, produsen drone terbesar di dunia asal China akan menghentikan sementara produksi di Rusia dan Ukraina.

Perusahaan teknologi yang berbasis di Shenzhen memutuskan untuk menangguhkan bisnisnya di kedua negara yang terlibat konflik sambil meninjau kembali kepentingan internalnya.

Direktur komunikasi DJI untuk Amerika Utara, Adam Lisberg, mengatakan bahwa perusahaannya mengambil keputusan tersebut bukan untuk berpihak kepada negara tertentu, melainkan hanya untuk menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan.

Baca Juga: Akibat Perang dengan Rusia, Ini Besaran Dana yang Dibutuhkan Ukraina untuk Pembangunan Ulang

"DJI tidak ingin drone yang dibuatnya bisa memicu ketegangan. Untuk itu kami menghentikan sementara penjualan di negara-negara ini (Rusia dan Ukraina) guna memastikan drone kami tidak terlibat dalam peperangan," tutur Lisberg dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Pengumuman tersebut disampaikan ke publik usai DJI membantah klaim yang menuding perusahaannya membocorkan informasi militer Ukraina ke Rusia.

DJI menegaskan bahwa drone buatannya hanya diperuntukkan bagi warga sipil karena mitranya di Ukraina dan Rusia sudah berjanji untuk tidak menjual produk mereka kepada pihak yang akan memanfaatkannya untuk tujuan militer.

Baca Juga: Aung San Suu Kyi Divonis 5 Tahun Penjara atas Kasus Korupsi

"Kami tidak terima jika produk kami digunakan untuk aktivitas yang menimbulkan kerusakan"

"Kami akan terus berusaha memperbaiki dunia dengan pekerjaaan yang bisa kami lakukan," tuturnya.

Tetapi sebelumnya, sebuah laporan menyebut militer Ukraina menggunakan drone milik DJI untuk melakukan pengintaian di wilayahnya selama konflik berlangsung.

Baca Juga: Akibat Perang dengan Rusia, Ini Besaran Dana yang Dibutuhkan Ukraina untuk Pembangunan Ulang

Begitu juga dengan Rusia. Berdasarkan bukti-bukti di medan perang, Rusia diduga kuat mengerahkan drone milik DJI untuk kepentingan militer.

Seorang analisis dari IPVM Charles Rollet mengatakan keputusan DJI tersebut kemungkinan besar dilakukan demi mencerminkan bahwa perusahaannya tidak terlibat invasi Rusia di Ukraina.

"DJI adalah perusahaan yang didukung oleh China, tetapi ingin terlihat netral. Saya pikir, DJI khawatir dianggap sebagai agen Rusia dari China," ujarnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler