Polisi Sebut Pelaku Penembakan Massal di Gereja AS Bermotif Kebencian terhadap Orang Taiwan

17 Mei 2022, 09:00 WIB
ILUSTRASI - Menurut polisi setempat, penembakan massal yang terjadi di sebuah gereja di AS didorong oleh kebencian terhadap orang Taiwan. /Foto ilustrasi/ pixabay/ paulsaa

PR DEPOK – Polisi negara bagian California AS menyebut bahwa pelaku penembakan massal di sebuah gereja pada Minggu, 15 Mei 2022 bermotif atas kebencian terhadap orang Taiwan.

Penembakan massal di gereja California itu dilakukan oleh seorang pria, yang menewaskan satu orang dan melukai lima lainnya.

Pelaku penembakan massal tersebut diketahui bernama David Chou dari Las Vegas. Dia didakwa atas satu tuduhan pembunuhan dan lima tuduhan percobaan pembunuhan.

Serangan penembakan massal itu dilakukan di Gereja Presbiterian Jenewa di Laguna Woods, California AS.

Baca Juga: Tes IQ: Waktumu 10 Detik, Mana Wanita yang Merupakan Istri sang Pasien? Buktikan Logika Anda Cerdas

Pihak berwenang setempat mengatakan Chou, seorang warga Amerika Serikat keturunan China, telah melakukan perjalanan dari Las Vegas dan menargetkan komunitas Taiwan.

Disinyalir ia menembak karena permusuhan terhadap Taiwan dan ketegangan baru-baru ini antara pulau itu dan daratan China.

Berdasarkan bukti yang ditemukan oleh penyelidik, penembakan itu berdasarkan insiden kebencian bermotif politik, keluhan yang dimiliki individu ini antara dirinya dan komunitas Taiwan pada umumnya.

Baca Juga: Simak Cara Daftar DTKS DKI Jakarta 2022 Tahap II Secara Online Lewat Link Resmi dtks.jakarta.go.id

"Diduga tersangka kesal dengan ketegangan politik antara China dan Taiwan," ungkap polisi, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

China mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk menguasai pulau itu.

Insiden itu setidaknya merupakan penembakan massal kedua pada akhir pekan di AS, yang telah diganggu dengan kekerasan senjata dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV dan Trans7 Hari Selasa, 17 Mei 2022: Tayang Film John Wick 2 dan Knock Knock

Di Buffalo, New York, seorang pria kulit putih berusia 18 tahun melepaskan tembakan sehari sebelumnya ke sebuah supermarket di lingkungan yang sebagian besar penduduknya berkulit hitam.

Penembakan itu menewaskan 10 orang dan melukai tiga orang dalam apa yang digambarkan pihak berwenang sebagai serangan murni rasis.

Chou membawa dua tas, satu dengan empat bom Molotov dan satu lagi berisi amunisi, dan kemungkinan akan membunuh lebih banyak orang jika bukan karena tindakan heroik umat paroki.

Baca Juga: Usai Berikan Peringatan, Vladimir Putin Kini Sebut Tak Masalah Finlandia dan Swedia Bergabung dengan NATO

Selama penembakan, umat paroki Dr John Cheng menangani pria bersenjata itu, membiarkan orang lain melucuti senjata pria itu. Dr Cheng, 52, tertembak dalam prosesnya dan meninggal.

“Cara individu ini mengatur lingkungan itu untuk membunuh lebih banyak orang, akan ada lebih banyak nyawa yang hilang, jika bukan karena upaya bersama dari anggota gereja itu,” ungkap polisi.

Polisi menambahkan bahwa Cheng, yang meninggalkan seorang istri dan dua anak, mungkin menyelamatkan nyawa puluhan orang.

Baca Juga: Rusia Setujui Evakuasi Tentara Ukraina yang Terluka di Azovstal: Kesepakatan Telah Dicapai

Chou telah ditangkap oleh para deputi di lokasi penembakan setelah saksi mata mengatakan pendeta gereja memukul kepala tersangka pria bersenjata itu dengan kursi dan umat paroki mengikat kakinya dengan kabel listrik.

Lima orang terluka parah. Dua pistol 9mm milik Chou ditemukan di tempat kejadian. Chou mencoba menonaktifkan kunci pintu gereja dengan lem super.

Kristi Johnson, asisten direktur yang bertanggung jawab atas kantor lapangan FBI di Los Angeles, mengatakan bahwa badan penegak hukum AS telah membuka penyelidikan kejahatan rasial federal dalam kasus tersebut.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler