Rudal Rusia Guncang Mykolaiv Ukraina setelah Roket Tewaskan 21 Orang di Odesa

2 Juli 2022, 17:08 WIB
Kantor Kepresidenan Ukraina mengatakan tiga rudal X-22 ditembakkan oleh Rusia di Kota Serhiivka, dekat Odessa.* /Reuters/

PR DEPOK - Ledakan akibat rudal Rusia dilaporkan telah mengguncang kota Mykolaiv di Ukraina.

Sebelumnya, rudal Rusia dikabarkan telah menewaskan 21 orang di dekat Odesa.

Ledakan kuat terdengar mengguncang kota Mykolaiv, Ukraina, pada Sabtu pagi, waktu setempat.

Baca Juga: PKH Balita Tahap 3 Cair Juli 2022 Tanggal Berapa? Segera Cek Penerima Bansos Rp3 Juta di Link Ini

Menurut keterangan walikota, sehari sebelumnya, pihak berwenang mengatakan bahwa sedikitnya ada 21 orang tewas ketika rudal Rusia menghantam sebuah gedung apartemen di dekat pelabuhan Laut Hitam Odesa.

Sirene peringatan serangan udara terdengar di seluruh wilayah Mykolaiv, yang berbatasan dengan pelabuhan vital Odesa, sebelum ledakan besar terjadi.

"Ada ledakan kuat di kota! Tetap di tempat perlindungan!" Tulis Walikota Mykolaiv Oleksandr di aplikasi Telegram sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.

Namun, belum diketahui apa yang menyebabkan ledakan tersebut terjadi. Pihak Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.

Baca Juga: PKH Tahap 3 2022 Kapan Cair? Ini Informasi Jadwal Pencairan Dana Balita hingga Lansia

Ledakan rudal Rusia tersebut dikabarkan telah meratakan bagian dari sebuah gedung apartemen, saat penduduk tengah tidur pada hari Jumat.

Serangan tersebut adalah salah satu dari serangkaian apa yang diklaim Ukraina sebagai serangan rudal Rusia yang memang ditujukan untuk warga sipil.

Dalam unggahan video pidato malamnya pada hari Jumat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengecam serangan tersebut.

Baca Juga: BNPB Tetapkan Status Keadaan Tertentu Darurat PMK Hewan di Indonesia, Ada 6 Poin Utama

Zelensky menyebut serangan tersebut dilakukan secara "sadar, sengaja menargetkan teror Rusia dan bukan semacam kesalahan atau pun serangan rudal yang tidak disengaja."

Ukraina mengatakan bahwa Rusia telah mengintensifkan serangan rudal jarak jauhnya, menghantam sasaran sipil jauh dari garis depan.

Rusia mengatakan telah membidik situs militer. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebagaimana mengutip pernyataan dari Presiden Vladimir Putin "bahwa Angkatan Bersenjata Rusia tidak bekerja dengan sasaran warga sipil".

Diberitakan sebelumnya, sebuah rudal Rusia awal pekan ini telah menghantam pusat perbelanjaan yang ramai pengunjung di Ukraina tengah.

Baca Juga: Bebas Transfer, Manchester United Mulai Percepat Kesepakatan untuk Christian Eriksen

Serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 19 orang.

Ribuan warga sipil dikabarkan telah tewas sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, yang mana Moskow beralasan sebagai "operasi khusus" untuk membasmi kaum nasionalis.

Ukraina dan sekutu Baratnya mengatakan bahwa alasan tersebut adalah perang agresi yang tidak beralasan.

Penduduk di desa Serhiivka dekat Odesa membantu para pekerja memunguti puing-puing blok apartemen sembilan lantai, yang sebagiannya telah dihancurkan pada hari Jumat lalu.

Baca Juga: Cek Daftar Nama Penerima PKH Tahap 3 di Sini, Cukup Input Nama Lengkap Sesuai KTP Anda Bisa Dapat Rp3 Juta

"Kami datang ke lokasi ini, menilai situasi bersama dengan petugas darurat dan juga penduduk setempat, lalu bersama-sama membantu mereka yang selamat. Kami bantu membawa mereka pergi," kata Oleksandr Abramov.

Sementara itu, Serhiy Bratchuk, juru bicara pemerintah daerah Odesa, mengatakan bahwa 21 orang telah dipastikan tewas, termasuk seorang anak laki-laki berusia 12 tahun.

Wilayah itu akan melakukan hari berkabung pada hari Sabtu sebagai ungkapan duka bagi mereka yang tewas dalam serangan itu, kata Bratchuk dalam keterangannya.

Serangan terhadap Serhiivka terjadi tak lama setelah Rusia menarik pasukannya dari Pulau Ular, wilayah tenggara Odesa yang direbutnya pada hari pertama perang.

Baca Juga: Tanggal Berapa PKH Tahap 3 Juli 2022 Cair? Simak Info Jadwal dan Cek Penerima secara Online

Kepala Staf Umum Ukraina, Valeriy Zaluzhny, menuduh Rusia telah gagal mematuhi pernyataannya bahwa mereka telah meninggalkan Pulau Ular sebagai "isyarat niat baik".

Lewat unggahan di aplikasi pesan Telegram-nya, Zaluzhny mengatakan bahwa dua pesawat tempur Rusia telah lepas landas dari sebuah pangkalan di Krimea dan membom sasaran di pulau itu pada Jumat malam.

Dia juga mengunggah sebuah video tentang apa yang dia sebut sebagai serangan tersebut. Pihak Reuters tidak dapat mengkonfirmasi keaslian video atau tindakan Rusia yang digambarkan dalam unggahan video.

Baca Juga: Vladimir Putin Atur Ulang Proyek Minyak dan Gas Sakhalin-2 Rusia, Negara Barat Terancam?

Sejak beredarnya video tersebut, tidak ada komentar langsung dari Rusia.

Pasukan Rusia telah menggunakan Pulau Ular untuk mengendalikan Laut Hitam barat laut dan juga memberlakukan blokade di Ukraina, salah satu pengekspor biji-bijian terbesar di dunia.

Rusia juga telah menyangkal bahwa mereka harus disalahkan atas krisis pangan, yang dikatakan sebelumnya disebabkan oleh sanksi Barat yang merugikan ekspornya sendiri.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler