Di Balik Atraksi Hebat Gajah di Thailand, Disiksa Hingga Dipisahkan dari Induk oleh sang Pawang

28 Juni 2020, 13:54 WIB
WORLD Animal Protection (WAP) mengungkapkan rekaman proses pelatihan gajah yang kejam.* /The Independent/

PR DEPOK - Ketika Anda datang untuk berwisata ke Thailand, salah satu yang tidak akan ada tinggalkan adalah menikmati atraksi para gajah yang menjadi ciri khas negara tersebut.

Namun baru-baru ini, rekaman video yang dirilis oleh World Animal Protection (WAP) mengungkap kejadian miris di balik atraksi mengagumkan mamalia tersebut. WAP mengungkapkan fakta sebenarnya dari proses pelatihan kejam yang dilakukan terhadap para gajah.

Pelatihan kejam itu dialami oleh seekor bayi gajah sehingga mereka tunduk untuk berinteraksi dengan wisatawan.

Baca Juga: Penari Perut Terkenal Dihukum 3 Tahun Penjara, Dituduh Picu Aksi Amoral 

Dalam rekaman video tersebut, terlihat gajah yang masih berumur 15 tahun itu meratap dan meraung saat dipisahkan secara paksa dari induknya.

Gajah tersebut diberlakukan tidak biasa. Betis mereka diikat dengan rantai dan dikurung dalam kandang sempit selama berhari-hari, bahkan ditusuk dengan kait logam berduri.

Menurut WAP, rekaman tersebut adalah bukti visual pertama dalam hampir dua dekade yang mengungkapkan bahwa pawang gajah terkenal di Thailand ternyata menggunakan praktik kejam ini.

Dari Desember 2018 hingga Januari 2020, video tersebut direkam dari delapan bayi gajah di sejumlah penangkaran di Thailand.

Baca Juga: Hati-hati Melintas di Tol Jagorawi KM 43 Bogor, Jasa Marga Beri Imbauan 

Terlihat gajah menderita luka terbuka akibat penusukan. Tak hanya itu, gajah itu juga berada dalam kondisi yang penuh tekanan. Hal tersebut dilakukan agar membuat gajah lebih lentur untuk tampil di depan wisatawan.

Dilansir Pikiranrakyat-depok.com dari Independent, Kepala Global Wildlife di World Animal Protection, Audrey Mealia mengatakan, “Sudah terlalu lama, hewan yang cerdas, mudah bergaul ini menjadi korban perdagangan yang kejam yang merenggut bayi gajah dari induknya. Di alam liar, ibu dan anak gajah seharusnya menghabiskan seluruh hidup mereka bersama."

Lebih lanjut, Audrey mengungkapkan bahwa kondisi gajah itu justru sangat berbeda.

"Hewan (gajah) ditakdirkan untuk hidup menderita dan kebrutalan di belakang layar, dieksploitasi secara kejam sebagai penghibur dengan kedok kesenangan yang tidak bersalah bagi pengunjung," katanya.

Baca Juga: Diduga Jual 7 anak-anak untuk Jadi PSK via Michat, Muncikari Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara 

Wisatawan telah ditipu untuk percaya bahwa selama ini pawang gajah yang membantu gajah itu terlihat pintar dalam sebuah pertunjukan.

Sebelumnya, salah satu industri pariwisata telah membantah adanya perlakuan seperti itu.

Sudah ada sekitar 2.800 gajah tawanan yang dieksploitasi di sejumlah penangkaran di seluruh Thailand yang telah menjalani pelatihan kejam ini.

Organisasi global nirlaba WAP menyerukan perombakan atau revisi total kebijakan tentang satwa liar di Thailand. Tujuan utama adalah untuk mengakhiri perdagangan satwa liar dalam segala bentuknya.

Baca Juga: Adakan Program 'Nikah Massal', Mendikbud: Kerja Sama SMK dan Inudstri Akan Saling Menguntungkan 

Bagi sebagian besar gajah tawanan, dilepaskan kembali ke alam liar tidak mungkin. Sehingga, nantinya gajah tersebut akan ditempatkan pada sebuah penangkaran dengan penjagaan ketat.

Selain memberikan pekerjaan dan penghasilan pada penduduk lokal, hal tersebut juga menguntungkan pada gajah, karena bisa dijaga dengan baik.

"Industri pariwisata terhenti setelah Covid-19 tetapi akan membangun kembali, ini adalah kesempatan ideal untuk membangun masa depan yang lebih baik," tutur Audrey.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Independent

Tags

Terkini

Terpopuler