Lonjakan Radiasi Misterius Ancam Eropa, Diduga Akibat Tenaga Nuklir

30 Juni 2020, 18:05 WIB
POTRET Pabrik nuklir Leningrad di Pantai Laut Baltik.* /NY Post/

PR DEPOK - Otoritas Norwegia mengatakan pihaknya mendeteksi adanya sedikit peningkatan radioaktivitas di Eropa utara pada Juni 2020, yang menurut para pejabat Belanda mungkin bersumber dari Rusia barat.

Selain itu, mereka menduga bahwa ini "mengindikasikan kerusakan pada elemen bahan bakar di pembangkit tenaga nuklir".

Dikutip dari situs New York Post oleh Pikiranrakyat-depok.com pada Selasa, 30 Juni 2020, kantor berita Rusia TASS, melalui juru bicara operator negara tenaga nuklir Rosenergoatom, melaporkan bahwa dua proyek pembangkit listrik tenaga nuklir di Rusia barat belum mengalami masalah.

Baca Juga: Hari Asteroid Internasional, Berikut 5 Nama Asteroid yang Diambil dari Astronom Indonesia 

Menurut TASS, pabrik Leningrad dekat St. Petersburg dan pabrik Kola di dekat kota utara Murmansk mengatakan, "Pabrik beroperasi secara normal, dengan tingkat radiasi sesuai aturan normal."

Radiator Finlandia, Norwegia, dan Swedia serta pengawas keselamatan nuklir mengatakan pada pekan ini mereka telah melihat adanya kumpulan kecil isotop radioaktif yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan di beberapa bagian Finlandia, Skandinavia selatan, dan Arktik.

Otoritas Keselamatan Radiasi Swedia mengatakan pada Selasa, 23 Juni 2020, bahwa tidak mungkin bisa mengonfirmasi adanya peningkatan level dari radioaktivitas atau dari awan yang mengandung isotop radioaktif yang diduga telah bertiup di langit Eropa.

Peneliti dari Finlandia dan Norwegia juga belum berspekulasi tentang sumber potensial adanya bahaya dan sumber pasti dari mana hal tersebut.

Baca Juga: DKI Jakarta Larang Penggunaan Kantong Plastik, Berikut 8 Alternatif Kantong Belanja Ramah Lingkungan 

Tetapi Institut Nasional untuk Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan di Belanda pada Jumat, 26 Juni 2020, bahwa pihaknya menganalisis data dari Norwegia dengan mengatakan, "Perhitungan ini menunjukkan bahwa radionuklida (isotop radioaktif) berasal dari arah Rusia Barat."

“Radionuklida itu buatan, artinya buatan manusia. Komposisi nuklida dapat mengindikasikan kerusakan pada elemen bahan bakar di pembangkit listrik tenaga nuklir," kata pernyataan dari Institut Nasional Belanda.

"Lokasi sumber spesifik tidak dapat diidentifikasi karena jumlah pengukuran yang terbatas," sambungnya.

Sekretaris Eksekutif Lassina Zerbo dari Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization melalui akun Twitternya, mengetwit pada Jumat, 23 Juni 2020, bahwa pemantauan radiasi organisasi di Swedia mendeteksi sedikit peningkatan beberapa isotop yang tidak berbahaya di wilayah udara Eropa barat laut.

Baca Juga: Polisi Tangkap Perampok 2 Tenaga Medis di Depok, Satu Pelaku Masih Buron 

Juru bicara Rosatomenergo yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada TASS pada Sabtu, 27 Juni 2020, bahwa tingkat radiasi di pembangkit listrik Leningrad dan Kola dan daerah sekitarnya "tetap tidak berubah pada bulan Juni dan tidak ada perubahan yang diamati saat ini."

“Kedua pabrik bekerja dalam keadaan normal. Tidak ada keluhan tentang kerusakan alat," kata TASS.

"Tidak ada insiden yang terkait dengan pelepasan radionuklida di luar struktur penahanan yang telah dilaporkan," katanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: New York Post

Tags

Terkini

Terpopuler