Ambisi China Jadi Negara Adidaya Tahun 2049 Ganti Posisi Amerika Serikat

29 Desember 2022, 15:35 WIB
Ilustrasi bendera China dan AS. /Jason Lee/REUTERS

PR DEPOK - Tidak dipungkiri lagi saat ini China telah menjadi salah satu negara adidaya, terutama bisa terlihat dari pertumbuhan ekonominya pada 20 tahun terakhir.

Hampir 1 dekade lalu, pemerintah China mengeluarkan rencana jangka panjang mereka untuk menjadi negara utama dan berpengaruh di dunia baik ekonomi, politik, dan militer.

Rencana tersebut adalah one belt one road initiative. Rencana jangka panjang ini bertujuan menghubungkan negara-negara di dunia melalui jalur sutra baru, baik melalui jalan raya, kereta api, laut, dan udara.

 Baca Juga: Tiga Negara Ini Buat Aturan Khusus untuk Turis Asal China, Kenapa?

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Deutsche Welle Documentary yang tayang perdana pada 16 November 2022, menggambarkan mengenai peningkatan perdagangan antara Eropa dan China melalui kota Duisburg di Jerman sebagai jalur hub utama Eropa.

Duisburg pada awalnya merupakan sebuah kota tambang batubara dan industri besi, namun telah mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah China kemudian melihat kota ini sebagai kota utama yang berada di pusat Eropa dengan infrastruktur yang telah mapan, baik kereta, bandara, dan pelabuhan.

Sejak kerja sama antara Jerman dan China untuk mengubah kota Duisburg sebagai hub utama masuknya barang-barang China ke Eropa, perekonomian kota ini kembali bertumbuh.

 Baca Juga: Terjadi di Korea Selatan, Pria Ini Tewas Terinfeksi Naegleria fowleri atau Amuba Pemakan Otak

Setidaknya setiap minggu, terdapat 30 kali perjalanan kereta antara China dan Duisburg dengan membawa produk-produk elektronik, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya.

Hampir 3/4 barang ekspor China ke Eropa di kota ini dikirim melalui jalur kereta. Pemilihan angkutan barang dengan kereta api, karena lebih murah dari angkutan udara dan lebih cepat dari angkutan laut.

Barang-barang China di kota Duisburg ini kemudian didistribusikan kembali ke 92 kota di penjuru Eropa baik melalui laut, darat, dan udara.

Di Eropa sendiri, setidaknya terdapat 3 kota yang menjadi hub utama produk China melalui kerjasama One Belt One Road Initiative selain kota Duisburg, Jerman, yaitu Genoa dan Trieste di Italia.

 Baca Juga: Apa Itu Naegleria fowleri? Ini Gejala Terinfeksi Amuba Pemakan Otak

Dalam rencananya, China tidak hanya membuat kerjasama perdagangan antar negara-negara, namun juga membangun sarana infrastruktur dan mengembangkan jalur logistik untuk melayani distribusi produk mereka.

Setidaknya, terdapat banyak negara yang terlibat di dalamnya. Negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia termasuk ke dalam jalur One Belt One Road Initiative ini.

Diungkapkan lebih jauh bahwa negara-negara yang masuk ke dalam rencana China tersebut akan mendapatkan bantuan pembangunan infrastruktur, namun biasanya pembangunan infrastruktur tersebut dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan dan buruh dari China.

 Baca Juga: Belum Ada Prospek Pembicaraan untuk Akhiri Perang, Rusia Tingkatkan Serangan di Kota Kherson

Lebih lanjut, beberapa analis politik mengungkapkan bahwa Pemerintah China berusaha keras merealisasikan rencana besar mereka dengan target realisasi 2049 yang bertepatan dengan perayaan 100 tahun berdirinya Republik Rakyat China.

Tujuan lainnya adalah menggantikan Amerika Serikat sebagai negara adidaya nomor 1 di dunia saat ini.

Lebih lanjut, analis politik yang diwawancarai oleh DW Documentary menjelaskan, rencana pertama China untuk mengalahkan dominasi Amerika Serikat adalah dengan membuat perekonomian Amerika menjadi stagnan.

 Baca Juga: Dampak Cuaca Buruk, Tim Penyelamat di Filipina Cari 26 Orang yang Masih Hilang

Kedua adalah menjauhkan ketergantungan Eropa baik ekonomi dan politik terhadap Amerika Serikat, untuk itu jalur perdagangan antara Eropa dan China menjadi sangat penting bagi pemerintah China sebagai cara untuk menghegemoni Eropa ketika Ekonomi Amerika Serikat sedang stagnan seperti saat ini.

Lalu siapkah Indonesia dengan perubahan yang akan terjadi ini?***

 

Editor: Rahmi Nurfajriani

Tags

Terkini

Terpopuler