Misteri Hewan Mati Tiba-tiba Usai Air Danau Berubah Ungu, Ilmuwan Ungkap Penyebab Fenomena Aneh Itu

11 Agustus 2020, 21:24 WIB
Penduduk mengatakan bahwa warna air laguna berubah beberapa bulan lalu dan banyak hewan mati di sana. /Jorge Saenz/AP/Jorge Saenz

PR DEPOK - Para ilmuwan di Paraguay telah melakukan penyelidikan terkait perubahan warna air di Danau Cerro yang menjadi ungu dan mengeluarkan bau busuk selama berbulan-bulan.

Danau yang dipisahkan oleh tanggul - yang dijadikan jembatan transportasi kendaraan - mengalirkan air dari Kota Limpio ke seluruh kota di Paraguay awalnya masih normal.

Namun, beberapa bulan kemudian, penduduk di sekitar danau memperhatikan perubahan warna air di satu sisi bendungan. Disebutkan bahwa ikan dan burung-burung ditemukan mati di sekitar laguna.

Baca Juga: Megawati Ingatkan Calon Kepala Daerah Usungan PDIP: Percuma Gelar Tapi Tak Gunakan Hati 

Kemudian, penduduk langsung melaporkan hal tersebut ke otoritas lingkungan setempat untuk penyelidikan.

"Tiga bulan lalu, semua ikan mati di laguna, bahkan mencapai ribuan," kata Herminia Meza, seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Fox News melansir dari Associated Press pada Selasa, 11 Agustus 2020.

"Baunya busuk dan rumah kami diserbu lalat. Sekitar sebulan lalu ada bangau mati dan warnanya menjadi ungu," katanya.

Para ilmuwan menduga itu terjadi karena polusi dari penyamakan kulit di Waltrading SA di tepi laguna yang menjadi biang keladinya.

Baca Juga: Kabar Gembira, PLN Perpanjang Subsidi Listrik Gratis hingga Desember 2020 

Francisco Ferreira, peneliti di National University Multidisciplinary Lab yang mengambil sampel, pada Rabu minggu lalu, mengatakan perubahan warna air disebabkan oleh adanya logam berat seperti kromium, yang biasa digunakan dalam penyamakan kulit hewan untuk menghasilkan kulit.

Rosa Morel, seorang inspektur di Kementerian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan, mengatakan kepada outlet berita lokal ABC bahwa "penyamakan kulitlah yang mencemari air danau."

Pada penyelidikan sebelumnya, lanjut Morel, para ahli menemukan sebuah pipa yang diduga terhubung ke perusahaan penyamakan kulit. Dia mengatakan pihak berwenang menuntut perusahaan yang membangun pabrik pengolahan limbah sendiri.

Baca Juga: Hina Nabi Muhammad Lewat Lagunya, Penyanyi Nigeria Divonis Hukuman Gantung 

Direktur laboratorium, Gustavo Brozon memperkirakan analisis dari sampel akan memakan waktu sekitar seminggu. Pengujian sebelumnya ditunda karena wabah COVID-19, kata para pejabat.

Sementara itu, perusahaan menolak untuk berbicara dengan media tentang masalah ini ketika disambangi pada Senin, 10 Agustus 2020, menurut laporan ABC.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Fox News

Tags

Terkini

Terpopuler