Bertikai Selama Tujuh Dekade, Ini Awal Mula Konflik Israel dan Palestina

2 November 2023, 14:11 WIB
Berikut ini merupakan penjelasan tentang awal mula konflik antara Israel dan Palestina, yang sudah terjadi selama tujuh dekade. /Pixabay/hosny_salah

PR DEPOK - Konflik Israel dan Palestina kembali memanas dalam tujuh dekade, sejak Hamas melakukan Operasi Badai Al Aqsa pada 7 Oktober 2023.

Konflik Israel dan Palestina telah menarik kekuatan luar dan mengguncang Timur Tengah secara lebih luas.

Awal Mula Konflik Israel dan Palestina

Bapak pendiri Israel David Ben-Gurion memproklamirkan Negara Israel modern pada tanggal 14 Mei 1948.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Soto Legendaris di Buahbatu Bandung: Nikmati Kelezatan yang Tak Tergantikan

David Ben-Gurion mendirikan tempat berlindung bagi orang-orang Yahudi yang melarikan diri dari penganiayaan.

Sehingga para kaum Yahudi membangun rumah nasional di tanah yang mereka anggap memiliki ikatan erat selama beberapa generasi.

Warga Palestina menyesali atas keputusan Ben-Gurion yang menciptakan Israel sebagai Nakba (malapetaka).

Hal tersebut menjadi bumerang bagi warga Palestina karena mengakibatkan perampasan hak milik dan menghalangi mereka untuk bernegara.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer Besok, 3 November 2023: Jangan Buang Waktu untuk Hal Sepele dan Tidak Penting

Konflik ini menjadi tuntutan bagi Israel akan keamanan di wilayah yang mereka anggap sebagai miliknya sendiri. Sejak itu Israel dan Palestina bermusuhan.

Sekitar 7.000 warga Palestina melarikan diri atau diusir dari rumah mereka yang berakhir di Yordania, Lebanon dan Suriah serta di Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur. 

Hal ini dibantah oleh pihak Israel yang mengusir Palestina dari tanah miliknya. Namun Israel mengatakan mereka diserang oleh lima negara Arab sehari setelah pembentukannya.

Pada tahun 1949 terdapat gencatan senjata untuk menghentikan pertempuran, namun tidak ada perdamaian formal.

Baca Juga: Apakah BLT El Nino 2023 Sudah Cair ke Rekening? Cek Infonya di Sini

Warga Palestina yang tetap bertahan dalam perang saat ini membentuk komunitas Arab-Israel, yang merupakan 20 persen dari populasi Israel.

Terdapat Perang Besar

Pada tahun 1967, pihak Israel melakukan serangan pendahuluan ke Mesir dan Suriah. Serangan ini dinamakan Perang Enam Hari.

Setelah itu pihak Israel berhasil menduduki Tepi Barat, Yerusalem Timur Arab, yang direbutnya dari Yordania, dan Dataran Tinggi Golan di Suriah sejak saat itu.

Baca Juga: 195 Warga Palestina Dilaporkan Tewas dalam Serangan Israel di Kamp Pengungsi, Saksi: Ini Pembantaian

Pada tahun 1973 Mesir dan Suriah menyerang Israel di sepanjang Terusan Suez dan Dataran Tinggi Golan. Serangan ini dinamakan Perang Yom Kippur.

Israel memukul mundur kedua pasukan tersebut dalam waktu tiga minggu.

Pada tahun 1982 Israel kembali menginvasi Lebanon, dan ribuan pejuang Palestina di evakuasi melalui laut setelah pengepungan 10 minggu dipimpin oleh Yasser Arafat.

Pada tahun 2006 perang kembali meletus di Lebanon ketika militan Hizbullah menangkap dua tentara Israel, dan pihak israel membalasnya.

Baca Juga: 5 Nasi Goreng Legendaris di Buahbatu Bandung, Menyusuri Kelezatan yang Tak Tergantikan

Pada tahun 2005 Israel keluar dari Gaza yang direbutnya dari mesir pada tahun 1967.

Setelah itu Gaza mengalami situasi yang sangat mengerikan pada tahun 2006, 2008, 2012, 2014, dan 2021.

Dimana di tahun tersebut, Israel melakukan serangan udara dan meluncurkan roket ke Palestina.

Adanya Perjanjian Perdamaian

Baca Juga: 5 Tempat Wisata yang Seru dan Menarik di Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang

Pada tahun 1987-1993 terdapat pemberontakan yang dilakukan oleh Palestina dan kembali terjadi di tahun 2000-2005 dengan gelombang bom bunuh diri Hamas ke warga Israel.

Tahun 1979 pihak Mesir dan Israel menandatangani perjanjian perdamaian setelah 30 tahun mengalami permusuhan.

Pada tahun 1993, Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dan Arafat berjabat tangan mengenai Perjanjian Oslo mengenai otonomi terbatas Palestina.

Pada tahun 1994, Israel menandatangani perjanjian damai dengan Yordania.

Baca Juga: Suka Gudeg? Kunjungi 5 Gudeg Enak di Kabupaten Sragen, Ini Alamatnya

Tahun 2000 KTT Camp David menyaksikan Presiden Bill Clinton, Perdana Menteri Israel Ehud Barak dan Arafat gagal mencapai kesepakatan perdamaian akhir.

Pada tahun 2002 Arab merencanakan penawaran Israel melakukan hubungan normal dengan semua negara Arab.

Hal tersebut sebagai imbas atas penarikan penuh dari wilayah yang mereka rebut dalam perang Timur Tengah tahun 1967, pembentukan negara Palestina dan solusi yang adil bagi pengungsi Palestina.

Baca Juga: Cek Penerima KJP Plus Tahap 2 2023 Online Pakai HP di kjp.jakarta.go.id, Apakah Sudah Cair?

Namun upaya perdamaian terhenti sejak 2014, ketika perundingan antara Israel dan Palestina di Washington gagal.

Palestina kemudian memboikot hubungan dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump karena pemerintahan tersebut membalikkan kebijakan AS selama beberapa dekade.

AS menolak mendukung solusi dua negara, dan perdamaian yang membayangkan sebuah negara Palestina didirikan di wilayah yang direbut Israel pada tahun 1967.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler