PR DEPOK - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak gencatan senjata di Gaza, meskipun PBB telah menyerukan desakan tersebut lantaran korban jiwa capai 10.000 lebih.
Selain menolak gencatan senjata, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendesak agar para sandera dibebaskan Hamas.
"Tidak ada gencatan senjata di Gaza tanpa pembebasan sandera kami. Sejauh jeda taktis, satu jam di sini, satu jam di sana, kita sudah pernah mengalami sebelumnya," kata Benjamin Netanyahu, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Al-Jazeera.
Lebih lanjut, Benjamin Netanyahu menanggapi soal bantuan untuk Gaza. Menurutnya Israel bakal melakukan pemeriksaan barang.
Baca Juga: 7 Rumah Makan Keluarga di Kupang, Tempatnya Nyaman dan Banyak Tawaran Menu Enak
"Saya kira kita akan memeriksa keadaan bantuan, agar barang dan bantuan kemanusiaan bisa masuk, atau sandera kita, sandera individu bisa pergi. Namun menurut saya tidak akan ada gencatan senjata secara umum," jelasnya.
Pernyataan Israel serupa dengan Amerika. Dua negara tersebut setuju bantuan diberikan untuk Gaza. Namun, menolak gencatan senjata.
Amerika memberikan dukungannya kepada Israel, karena negara itu berhak melindungi warga sipilnya yang ditahan Hamas, ungkap Gedung Putih.
Sementara itu, Sekretaris Jendral PBB Antonio Gueteress menyerukan kembali gencata senjata di Gaza, karena lokasi tersebut berubah menjadi 'kuburan anak-anak'.
"Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak. Ratusan anak perempuan terbunuh atau terluka setiap harinya," ujar Gueteress, dilansir dari Reuters.
Berdasarkan laporan terbaru Kementerian Kesehatan Palestina, korban meninggal mencapai 10.022. Dari jumlah tersebut 4.104 anak-anak kehilangan nyawanya.
Serupa dengan Antonio Gueteress, 18 negara yang tergabung dalam PBB mendesak gencatan senjata di Gaza.
"Kita memerlukan gencatan senjata kemanusiaan segera. Sudah 30 hari berlalu. Cukup sudah. Ini harus dihentikan sekarang," kata 18 negara.***