Serukan Penutupan UNRWA, Netanyahu: Sudah Saatnya Harus Diakhiri

1 Februari 2024, 06:40 WIB
PM Israel, Benyamin Netanyahu. /Reuters/Ammar Awad/

PR DEPOK – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyerukan penutupan badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA). Sementara itu, pasukannya melakukan lebih banyak serangan udara di Gaza di tengah upaya diplomatik untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Israel menuduh beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang memicu perang di Gaza. Hal itu menyebabkan beberapa donor, termasuk Amerika Serikat, menghentikan pendanaan sambil menunggu penyelidikan. Akan tetapi, lembaga-lembaga bantuan mengatakan diakhirinya operasi UNRWA akan menghancurkan upaya kemanusiaan di Gaza.

Palestina menuduh Israel memalsukan informasi untuk menodai UNRWA, yang dibentuk untuk membantu para pengungsi akibat perang saat berdirinya Israel pada tahun 1948 dan yang menjadi tujuan lebih dari separuh penduduk Gaza, untuk mendapatkan bantuan sehari-hari.

Baca Juga: 33 Kategori Penghargaan dari Shopee Super Awards 2023, Apresiasi untuk Seller hingga Creator

“Sudah saatnya masyarakat internasional dan PBB sendiri memahami bahwa misi UNRWA harus diakhiri,” kata Netanyahu kepada delegasi PBB yang berkunjung, seperti dikutip dari Channel News Asia.

Dia mengatakan UNRWA harus digantikan oleh lembaga bantuan lainnya jika kita ingin menyelesaikan masalah Gaza seperti yang diinginkan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan UNRWA sebagai tulang punggung respons kemanusiaan di Gaza. Ia mengimbau semua negara untuk menjamin kelangsungan upaya penyelamatan nyawa di Palestina oleh UNRWA.

Baca Juga: Lirik Lagu Vision oleh (G)I-DLE: Come Down, Lay down, Just Listen to My Sound!

Ketegangan di Timur Tengah

Israel menurut para saksi mata terus menyerang Gaza, dan mereka meningkatkan serangan udara di utara, membombardir beberapa bagian Khan Younis di Selatan.

Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Gaza, saat ini sedang mempelajari proposal tersebut, yang berisi rencana pembebasan semua sandera yang tersisa yang disandera pada 7 Oktober. Israel mengatakan mereka berjumlah sekitar 136 orang. Hamas menuntut diakhirinya serangan Israel.

Baca Juga: 11 Rekomendasi Rumah Makan Terlaris dan Lezat di Wonosari Gunung Kidul, Berikut Lokasinya

Negara-negara besar berharap dapat mencegah konflik yang lebih luas, namun ketegangan di Timur Tengah tetap tinggi setelah pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman mengatakan mereka akan terus menyerang kapal perang AS dan Inggris di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.

Iran dan AS juga tegang setelah kematian tiga tentara AS dalam serangan drone di Yordania yang menurut para pejabat AS dilakukan oleh militan yang didukung Iran. Washington belum menguraikan tanggapannya, namun Garda Revolusi Iran mengatakan bahwa mereka akan menanggapi setiap ancaman AS.

Sebagian besar wilayah Jalur Gaza yang berpenduduk padat telah hancur akibat pemboman Israel selama hampir empat bulan, dan sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya terpaksa mengungsi akibat pertempuran yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan terbesar di dunia.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler