Israel Lanjutkan Serangan ke Rafah, Berpotensi Menjadi Bencana Kemanusiaan

19 Februari 2024, 14:53 WIB
Ilustrasi - Tentara Israel mengambil posisi selama pertempuran perkotaan, di lokasi yang diberikan sebagai Khan Younis, Jalur Gaza. /Reuters/IDF/

PR DEPOK - Israel melanjutkan operasi militer penuh di Gaza dengan rencana invasi darat ke Rafah, kota selatan enklaf tersebut. Tujuannya adalah menghancurkan sisa-sisa kemampuan militer Hamas.

Namun, rencana Israel ini menimbulkan kekhawatiran akan bencana kemanusiaan karena lebih dari satu juta warga Palestina terjebak di kota tersebut.

Meskipun mendapat kritik internasional dan peringatan dari Presiden AS Joe Biden, pemerintah Israel di bawah Benjamin Netanyahu tetap melanjutkan rencana serangan ke Rafah.

Baca Juga: Spoiler Drakor Marry My Husband Episode 15 Lengkap dengan Jam Tayang dan Link Streaming Sub Indo

Mereka berjanji akan memungkinkan warga sipil meninggalkan zona pertempuran sebelum serangan dimulai, namun belum ada rencana konkret untuk memindahkan lebih dari satu juta orang di reruntuhan enklaf tersebut.

Hamas, di sisi lain, bersikeras untuk terus bertempur, siap untuk perang panjang di Rafah dan Gaza. Mesir menutup perbatasannya dengan Gaza dan menolak rencana pengungsian warga Palestina ke wilayah mereka.

Dunia internasional terus berupaya mencari solusi untuk mengakhiri konflik ini, sementara ketegangan terus meningkat di kawasan tersebut.

Baca Juga: 10 Kuliner Bakso Paling Enak di Makassar, Punya Rating Diatas 4.0 dan Wajib Dicoba, Cek Alamatnya

Internasional Suarakan Kekhawatiran, Israel Lanjutkan Rencana Serangan

Meskipun mendapat kritik dari berbagai negara dan peringatan langsung dari Presiden AS Joe Biden, pemerintah Israel di bawah pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tetap memutuskan untuk melanjutkan rencana serangan ke Rafah.

Mereka telah menyatakan bahwa warga sipil akan diizinkan meninggalkan zona pertempuran sebelum serangan dimulai. Namun, hingga saat ini, belum ada penjelasan rinci mengenai rencana evakuasi lebih dari satu juta orang yang terjebak di reruntuhan enklaf tersebut.

Baca Juga: KPU Jateng Tetapkan 24 Februari 2024 untuk Pemilu Susulan di Demak

Keputusan Israel ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas internasional. Biden dan sejumlah pemimpin dunia lainnya telah menekankan pentingnya melindungi warga sipil dalam konflik ini. Meskipun demikian, Israel tampaknya bertekad untuk melanjutkan operasinya di Rafah tanpa memperhatikan tekanan dari luar.

Sementara itu, warga Palestina yang terjebak di Rafah hidup dalam ketidakpastian dan ketakutan akan nasib mereka. Mereka tidak hanya harus menghadapi ancaman serangan militer, tetapi juga kekurangan makanan, air bersih, dan fasilitas kesehatan yang memadai.

Situasi ini semakin memperumit upaya evakuasi dan perlindungan terhadap warga sipil yang rentan di tengah konflik yang berkepanjangan.

Baca Juga: Lirik Lagu ‘Kisah yang Lain’ oleh Anggi Marito

Hamas Bersiap untuk Perang Panjang, Menolak Menyerah

Hamas, meskipun dihadapkan pada tekanan dari Israel, tetap bersikeras untuk melanjutkan perjuangannya. Mereka menyatakan kesiapan untuk berperang dalam konflik yang berkepanjangan di Rafah dan Gaza. Keputusan ini menunjukkan bahwa Hamas tidak akan menyerah begitu saja meskipun tekanan dan serangan yang mereka terima.

Sementara itu, Mesir telah menutup perbatasannya dengan Gaza dan menolak rencana pengungsian warga Palestina ke wilayah mereka, menambah kompleksitas situasi ini.

Dengan persiapan untuk perang yang lebih panjang, Hamas mengisyaratkan bahwa mereka memiliki sumber daya, strategi, dan kesabaran untuk terus melawan.

Baca Juga: Kunjungi 7 Bakso Paling Nikmat di Pacitan, Dijamin Gurih dan Menggoyang Lidah!

Sementara dunia internasional terus berupaya mencari solusi untuk mengakhiri konflik ini, Hamas tetap teguh pada posisinya. Sikap ini menunjukkan bahwa negosiasi damai mungkin akan sulit dicapai tanpa kompromi yang signifikan dari kedua belah pihak.

Dalam konteks ini, upaya diplomasi akan semakin penting untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak. Mendorong dialog antara Israel dan Hamas serta melibatkan negara-negara regional dan internasional untuk mediasi bisa menjadi langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mengakhiri konflik ini.

Dengan demikian, upaya bersama untuk menemukan solusi damai harus terus dilakukan untuk menghindari konsekuensi kemanusiaan yang lebih besar.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reteurs

Tags

Terkini

Terpopuler