PBB Sebut Pemukiman Israel di Tepi Barat Ancam Hancurkan Peluang Negara Palestina

9 Maret 2024, 12:55 WIB
Ilustrasi pemukiman Israel. /Reuters/Ammar Awad/

PR DEPOK - Dikatakan bahwa permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki saat ini telah berkembang dengan jumlah yang tidak bisa dihitung lagi dan mengancam menghilangkan segala kemungkinan praktis terbentuknya negara Palestina, kata Kepala Hak Asasi Manusia PBB pada Jumat.

Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, menyatakan bahwa pertumbuhan permukiman Israel merupakan transfer oleh Israel dari penduduknya sendiri, yang ia ulangi sebagai kejahatan perang.

Administrasi Biden AS mengatakan bulan lalu bahwa permukiman tersebut "tidak konsisten" dengan hukum internasional setelah Israel mengumumkan rencana perumahan baru di Tepi Barat yang diduduki.

Baca Juga: Pendaftaran KJP Plus Tahap 1 2024 Sudah Dibuka, Benarkah? Berikut Bocoran Jadwal dan Persyaratan

"Kekerasan pemukim dan pelanggaran terkait pemukiman telah mencapai tingkat baru yang mengkhawatirkan, dan mengancam menghilangkan segala kemungkinan praktis untuk membentuk Negara Palestina yang layak," kata Turk dalam sebuah pernyataan yang menyertai laporan yang akan disampaikan kepada Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa pada akhir Maret.

Pernyataan dari misi diplomatik Israel di Jenewa menyoroti ketidakseimbangan dalam laporan hak asasi manusia yang dihasilkan oleh Kantor Komisioner Tinggi PBB. Mereka menekankan bahwa korban dari terorisme Palestina terkadang diabaikan dalam laporan tersebut.

Pernyataan ini mungkin mengisyaratkan adanya pandangan bahwa laporan hak asasi manusia yang dikeluarkan oleh Kantor Komisioner Tinggi PBB cenderung tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap korban dari pihak Israel dalam konflik tersebut.

Baca Juga: Dosen di Bangladesh Tembak Muridnya Sendiri Saat di Ruang Kelas, Begini Kronologinya

Dalam laporan tersebut juga terdapat data yang menunjukkan peningkatan jumlah unit perumahan Israel yang baru diduduki di Tepi Barat selama periode satu tahun hingga akhir Oktober 2023. Data ini menunjukkan bahwa ada 24.300 unit perumahan baru yang diduduki, jumlah tertinggi sejak pemantauan dimulai pada tahun 2017.

Hal ini menyoroti perubahan yang signifikan dalam tata ruang di Tepi Barat yang diduduki, yang dapat memiliki dampak besar terhadap situasi politik dan sosial di wilayah tersebut.

Kekerasan Terus Meningkat

Baca Juga: Mudik Gratis BUMN 2024: Catat! DEFEND ID Buka Pendaftaran 12 Maret 2024, Ini Persyaratannya

Sejak itu, lebih dari 400 warga Palestina telah tewas oleh pasukan keamanan Israel atau oleh pemukim, demikian dikatakan. Israel, yang merebut Tepi Barat dalam Perang Timur Tengah 1967, mengklaim hak waris biblis atas tanah di mana permukiman sedang berkembang.

Militer Israel mengatakan bahwa mereka sedang melakukan operasi kontra-terorisme di Tepi Barat dan menargetkan militan yang dicurigai. Laporan Turk mencatat bahwa kebijakan pemerintah Israel, yang merupakan yang paling kanan dalam sejarah negara itu.

Termasuk nasionalis agama dengan hubungan erat dengan pemukim, tampak sejalan dengan tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan tujuan gerakan pemukim Israel.

Baca Juga: Sukses Keluar dari Kemiskinan, 7.221 Pahlawan Ekonomi Nusantara Jadi Inspirasi

Laporan itu telah mendokumentasikan kasus-kasus pemukim yang mengenakan seragam tentara Israel lengkap atau sebagian dan membawa senapan tentara sambil melecehkan atau menyerang warga Palestina, dalam sebuah kabur antara mereka. Terkadang mereka ditembak dari jarak dekat, demikian dikatakan.

Perang Gaza yang berusia lima bulan telah menempatkan fokus kembali pada solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina sebagaimana diprediksi oleh perjanjian Oslo dari awal 1990-an.

Tetapi belum ada kemajuan yang signifikan dalam mencapai kemerdekaan Palestina sejak itu, dengan ekspansi pemukiman menjadi salah satu hambatan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler