Alami Sakit Kepala yang Tak Biasa, Wanita Berusia 25 Tahun Miliki Larva Cacing Pita di Otaknya

3 Oktober 2020, 16:20 WIB
Ilustrasi bakteri. /Pixabay

PR DEPOK - Seorang wanita asal Australia diketahui memiliki larva cacing pita yang bersembunyi di otaknya.

Keberadaan cacing itu terungkap usai wanita itu kerap mengalami sakit kepala yang tidak biasa.

Menurut laporan The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Live Science, wanita berusia 25 tahun itu memutuskan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit setelah mengalami sakit kepala yang tidak berhenti selama seminggu.

Wanita muda itu mengaku ia memang kerap mengalami sakit kepala sejak usianya 18 tahun. Tetapi sakit kepala dia rasakan seminggu terakhir berbeda dari biasanya.

Ia menjelaskan, sakit kepalanya kali ini tak kunjung hilang meski sudah memakan obat penghilang rasa sakit.

Gejala yang dialami juga dirasa lebih parah, karena sampai membuat pandangannya kabur.

Baca Juga: Twitter Ancam Tangguhkan Akun dan Hapus Konten yang Berharap Donald Trump Meninggal Akibat Covid-19

Hasil MRI yang dilakukan terhadap otaknya mengungkap ada satu lesi otak yang dicurigai dokter sebagai abses otak atau tumor.

Namun, saat dokter melakukan operasi untuk menghilangkan lesi tersebut, ia dikejutkan dengan temuan lesi yang ternyata adalah kista.

Pihak dokter semakin bingung dengan fakta bahwa kista tersebut tidak terbuat dari jaringan manusia.

Untuk memastikan apa sebenarnya yang mereka temukan pada otak wanita muda tersebut, pihak dokter memutuskan untuk melakukan tes lebih lanjut.

Hasil dari tes tersebut mengungkap bahwa kista tersebut mengandung larva cacing pita.

Baca Juga: Kemendes PDTT Berencana Lakukan Pendataan dan Inventarisasi Batik dari Seluruh Wilayah di Indonesia

Dengan temuan ini, dokter kemudian mendiagnosis wanita berusia 25 tahun itu mengidap neurocysticercosis.

Neurocysticercosis merupakan penyakit parasit yang terjadi ketika seseorang menelan telur mikroskopis dari cacing pita babi (Taenia solium).

Saat telur menetas, larva akan menyebar ke seluruh tubuh, termasuk otak, otot, kulit dan mata, hingga akhirnya membentuk kista.

Dokter kemudian menjalankan operasi pengangkatan kista dan wanita muda itu tidak memerlukan perawatan lebih lanjut setelahnya.

Hingga saat ini, pihak dokter masih belum mengetahui darimana wanita tersebut dapat terinfeksi cacing pita babi.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, siklus hidup cacing pita babi biasanya mengharuskan babi melakukan kontak dengan kotoran manusia sehingga infeksi paling sering terjadi di tempat dengan kebersihan yang buruk.

Baca Juga: Pukul dan Injak Wanita Muslim yang Hamil, Pria dengan Islamophobia Dijatuhi Hukuman 3 Tahun Penjara

Di Australia, kasus infeksi cacing pita babi juga ditemukan pada orang-orang yang bermigrasi atau bepergian ke atau dari daerah dengan sanitasi yang buruk.

Namun, menurut pengakuan wanita yang terinfeksi larva cacing pita di otaknya, ia tidak pernah bepergian ke luar Australia.

Meski tak pernah pergi ke luar negeri, wanita tersebut sering berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai daerah mengingat pekerjaannya adalah seorang barista.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Live Science

Tags

Terkini

Terpopuler