Kembali ke Gedung Putih Kala Pemulihan, Kritikus Nilai Donald Trump Semakin Remehkan Covid-19

7 Oktober 2020, 09:55 WIB
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, turun dari helikopter kepresidenan di halaman Gedung Putih dan melambaikan tangan. /Foto: Tangkapan layar Twitter @realDonaldTrump/

PR DEPOK - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali menjadi bahan perbincangan setelah dirinya dikabarkan kembali ke Gedung Putih meski dalam keadaan positif Covid-19 dan meninggalkan rumah sakit dihari ketiga perawatan.

Menanggapi langkah yang ditempuh Presiden Amerika Serikat tersebut, salah seorang kritikus tercengang oleh keberanian Donald Trump.

Adalah Neera Tanden, seorang Presiden Think Tank Center for American Progress yang mengatakan kepada jaringan MSNBC bahwa dirinya tak dapat membayangkan tindakan yang telah dilakukan Presiden Amerika Serikat tersebut dan menilai bahwa hal tersebut merupakan bentuk keegoisan.

Baca Juga: Waspada Modus Kasus Pemberian OTP, Saldo Tabungan 'Lenyap' Seketika

"Saya tidak dapat membayangkan tindakan keegoisan yang lebih besar dari seorang manusia, apalagi Presiden Amerika Serikat yang seharusnya melindungi kita. Dia melakukan hal sebaliknya, dia membahayakan orang-orang di sekitarnya," kata Neera Tanden seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari The Guardian.

Lebih lanjut, warga negara Amerika Serikat dikabarkan dibuat geram lantaran serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Presidennya itu.

Donald Trump dinilai sembrono, dan tidak kapok kendati dirinya terpapar virus mematikan tersebut, bahkan terkesan angkuh terhadap Covid-19 yang dia akui dengan sengaja dia remehkan selama berbulan-bulan.

Baca Juga: Desak Pengesahan RUU PKS, Wakil LPSK: Banyak Kasus yang Tidak Dilanjutkan Secara Hukum

Selain itu, dirinya juga mengumumkan di Twitter akan niatannya guna melanjutkan kembali jejak kampanye pemilihan presiden yang tengah ia ikuti dengan segera.

"Jangan takut dengan Covid," katanya dalam sebuah cuitan di akun Twitter resmi miliknya.

Lebih lanjut, ia mengimbau warganya agar tidak terlalu khawatir menghadapi virus tersebut, lantaran dirinya mengklaim bahwa pihaknya telah mengembangkan beberapa obat dan pengetahuan.

Baca Juga: Beasiswa LPDP Kembali Resmi Dibuka, Simak Syarat dan Tahapannya Berikut

"Jangan biarkan hal itu mendominasi hidup Anda. Kami telah mengembangkan, di bawah Pemerintahan Trump, beberapa obat dan pengetahuan yang sangat hebat. Saya merasa lebih baik daripada 20 tahun lalu!," ujar Donald Trump.

Diketahui, pesan tersebut tampaknya telah mengkonfirmasi prediksi yang dilontarkan para kritikus bahwa jika Donald Trump akan relatif sehat, bahkan mereka menilai bahwa Presiden Amerika Serikat itu akan mencoba menggunakan pengalamannya sendiri untuk meremehkan virus mematikan tersebut, dan mengklaim tingkat keparahannya telah dibesar-besarkan.

Sebelumnya pada Senin, 5 Oktober 2020 warga Amerika Serikat mempertanyakan kredibilitas Sean Conley, seorang dokter di Gedung Putih yang telah menjelaskan keputusan Donald Trump meninggalkan Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed di Bethesda, Maryland.

Baca Juga: Penemuan Besar Pertama Selama Pandemi Covid-19, Arkeolog Mesir Temukan Puluhan Peti Mati Kuno

"Dia memenuhi atau melampaui semua kriteria pelepasan standar," ucap Conley.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Donald Trump akan menerima dosis Remdesivir kembali sebelum menginjakkan kaki di Gedung Putih.

"Dia akan menerima dosis Remdesivir (obat antivirus, red) lagi di sini hari ini dan kemudian kami berencana untuk membawanya pulang," katanya.

Baca Juga: Selain Cipta Kerja, Berikut RUU yang Telah Disahkan Oleh DPR di Tengah Pandemi Covid-19

"Kami mengirim pasien (Donald Trump, red) pulang dengan obat sepanjang waktu. Faktanya, kemarin sore dia mungkin memenuhi sebagian besar persyaratan pemulangannya," tuturnya.

Dilaporkan Donald Trump dikelilingi staf medis dan keamanan selama berhari-hari dengan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD).

"Presiden telah dikelilingi oleh staf medis dan keamanan selama berhari-hari mengenakan APD lengkap. Dan kemarin, agen dinas rahasia AS berada di level APD yang sama untuk waktu yang sangat singkat," tuturnya.

Baca Juga: Sempat Prediksi 9-11, Wanita Tunanetra Sudah Ramalkan Donald Trump Terserang Penyakit Misterius

Conley mengatakan bahwa telah lebih dari 72 jam sedari demam terakhir Presiden Amerika Serikat itu memiliki tingkat oksigen darahnya normal.

"Meskipun dia mungkin belum sepenuhnya keluar dari masalah, tim dan saya setuju bahwa semua evaluasi kami dan, yang paling penting, status klinisnya, mendukung kepulangan presiden yang aman di mana dia akan dikelilingi oleh perawatan medis kelas dunia," katanya.

Kendati demikian, Conley berulang kali menolak untuk mengatakan kondisi yang terjadi pada paru-paru Presiden Amerika Serikat itu.

Baca Juga: Harga Emas Antam Naik hingga UBS Turun, Berikut Daftar Rinciannya di Pegadaian Rabu, 7 Oktober 2020

Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka AS dan anggota Satuan Tugas Coronavirus Gedung Putih, memperingatkan bahwa kondisi Presiden Amerika Serikat itu dapat mengalami pembalikan dalam perkembangannya.

Namun demikian dirinya mengatakan bahwa selama mendapatkan perawatan ia bukan bagian bagian dari tim yang merawat Donald Trump.

"Saya tidak terlibat dalam perawatan utamanya," kata Fauci.

Baca Juga: Jabar Kembali Waspada Adanya Potensi Hujan Disertai Angin Kencang dan Petir

"Tapi masalahnya adalah dia masih cukup awal dalam penyakit sehingga bukan rahasia lagi bahwa jika Anda melihat perjalanan klinis orang kadang-kadang, ketika Anda berusia lima hingga delapan hari, Anda dapat mengalami pembalikan," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Fauci juga mengatakan bahwa dirinya yakin terapi antibodi Regeneron eksperimental yang diberikan kepada Presiden Amerika Serikat tersebut dapat membantu kondisinya.

Fauci menjelaskan bahwa antibodi monoklonal merupakan pengobatan yang sangat optimis bagi para ilmuwan.

Baca Juga: Soal Surat Telegram Kapolri Larang Unjuk Rasa, Pengamat: Sudah Kebablasan, Keluar dari Tugas

Obat tersebut dilaporkan telah dikembangkan secara khusus untuk pandemi, dan dalam uji coba tahap akhir di AS.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler