Habiskan 282 Juta untuk Game Online, Anak Berusia 6 Tahun Bayar Tagihan Pakai Kartu Kredit Orang Tua

- 17 Desember 2020, 14:59 WIB
Ilustrasi bermain game online.
Ilustrasi bermain game online. /Explor Bob/Pixabay

PR DEPOK - Seorang ibu terkejut setelah mengetahui bahwa anak laki-lakinya yang berusia 6 tahun menggunakan kartu kreditnya untuk membayar game online favoritnya selama beberapa bulan.

Bulan Juli lalu, Jessica Johnson, pialang real estat dari Wilton, Connecticut, menemukan bahwa sejumlah besar uang telah dikurangkan dari akun Chase-nya oleh Apple dan PayPal.

Awalnya, dia berpikir bahwa itu adalah kesalahan atau ada penipuan. Kemudian, ibu satu anak yang diketahui berusia 41 tahun itu menelepon bank yang bersangkutan dan akhirnya mengajukan klaim penipuan pada bulan Juli.

Baca Juga: Aksi Demo 1812 Tuntut Bebaskan HRS Digelar Besok, Eks Aktivis 98: Tolong Luhut Segera Temui Anies!

Pada saat itu, tagihan kartu kreditnya yang mencurigakan telah mencapai $ 16.293,10 atau sekitar Rp232 juta.

Namun baru pada bulan Oktober pihak bank memberi tahu dia bahwa tagihan tersebut sah, dan dia perlu menghubungi Apple.

Setelah dia menghubungi Apple dan melihat daftar tagihan kartu kredit, dirinya pun baru menyadari bahwa uang itu telah dihabiskan oleh putranya yang baru berusia 6 tahun.

Baca Juga: Dinilai Tepat, Azis Syamsuddin Apresiasi Langkah Jokowi Gratiskan Vaksin Covid-19 untuk Masyarakat

Ketika dia melihat ikon Sonic the Hedgehog, dia tahu itu bahwa itu game yang sering dimainkan oleh anaknya, George.

Sayangnya, pada saat itu, sang ibu sudah terlambat untuk berbuat apa-apa. Apple menolak untuk memberikan pengembalian uang, karena dia tidak menelepon selama 60 hari dari tagihan tersebut.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Oddity Central, Jessica Johnson mengungkapkan bahwa pihak bank menyebut dirinya sebagai wanita tangguh karena membayar tagihan sebesar itu hanya untuk game online.

Baca Juga: Drama 'Tim Terbaik Kalah Malam Ini': Bek Liverpool Trent Alexander-Arnold Sindir Balik Jose Mourinho

Dirinya juga menjelaskan alasan Apple menolak komplain tagihan tersebut, lantaran Jessica tidak menelepon dalam waktu 60 hari sejak ditagih, jadi mereka tidak dapat membantunya.

"Alasan saya tidak menelepon dalam waktu 60 hari adalah karena Chase memberi tahu saya bahwa itu kemungkinan penipuan, bahwa PayPal dan Apple.com adalah penipuan tagihan teratas,” tuturnya.

Setelah kejadian tersebut, karena baik, Jessica maupun suaminya tidak mengaktifkan pengaturan pencegahan di akunnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Prabowo Subianto Akan Bebaskan Habib Rizieq dari Penjara, Simak Faktanya

George yang berusia 6 tahun tetap dapat menggunakan kartu kreditnya yang ditautkan untuk membeli paket booster senilai ribuan dolar di ponsel favoritnya untuk membeli video game, Sonic Forces.

Dalam permainannya, George mulai membeli cincin virtual seharga $ 1,99 atau Rp28.000, kemudian naik ke cincin virtual emas dengan mendapat koin yang lebih besar senilai $ 99,99 atau Rp1.4 juta.

George membeli cincin virtual tersebut untuk mendapatkan koin, dan dengan koin itu dia gunakan untuk mendapatkan lebih banyak karakter dan fitur yang dia buka dalam permainan.

Baca Juga: Menhub Budi Gunakan Mobil Listrik Plat RI 35 untuk Operasional Dinas, Banjir Dukungan Berbagai Pihak

Jessica juga mengatakan, pembayaran tagihan dengan jumlah sebesar itu seperti layaknya seseorang sedang melakukan antrian kokain.

“Jika saya tahu ada pengaturan (pencegahan) untuk itu, saya tidak akan membiarkan anak saya yang berusia 6 tahun mengeluarkan biaya hampir $ 20.000 (Rp282 juta) untuk cincin emas virtual,” ucapnya.

Meski begitu, Jessica tetap menyalahkan Apple dan perusahaan video game tersebut, dengan mengatakan bahwa aplikasi semacam itu bersifat predator, dirancang untuk membuat anak-anak membeli sesuatu.

Baca Juga: Sebut Mimpi Bertemu Rasulullah Jangan Dijadikan Alat Melawan Negara, Husin Shihab: Bahaya Itu!

Jessica juga mendesak para orang tua untuk memeriksa pengaturan keamanan dan pembayaran mereka. Dia mengimbau bahwa tindakan pencegahan seperti itu tidak diaktifkan secara default di gadget Apple.

“Orang dewasa mana yang akan menghabiskan $ 100 (Rp1.4 juta) untuk peti koin emas virtual? Anak saya tidak mengerti bahwa uang itu nyata. Bagaimana dia bisa? Dia memainkan permainan kartun di dunia yang dia tahu tidak nyata. Mengapa uang itu nyata baginya? Itu akan membutuhkan lompatan kognitif yang besar,” ujarnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Oddity Central


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x