Gadis 19 Tahun Tewas Ditembak Militer, Juara ONE Championship Minta Dunia Tak Diam Soal Kudeta Myanmar

- 6 Maret 2021, 08:03 WIB
Deng Jia Xi tewas tertembak aparat keamanan Myanmar.
Deng Jia Xi tewas tertembak aparat keamanan Myanmar. /twitter @margianta

PR DEPOK – Juara dunia ONE Championship "Burmese Python" Aung La N Sang telah meminta bantuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di tengah meningkatnya krisis akibat kudeta militer di negaranya, Myanmar.

Setidaknya 38 orang tewas di tangan pasukan Myanmar pada Rabu, 3 Maret 2021, selama unjuk rasa menentang perebutan kekuasaan oleh militer dan pencopotan pemerintah sipil yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.

Di antara yang tewas adalah Deng Jia Xi atau akrab dipanggil Angel, seorang pengunjuk rasa berusia 19 tahun yang merupakan seorang siswa, dan juara taekwondo asal Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu.

Baca Juga: Sebut Semua Syarat KLB di Deli Serdang Tidak Dipenuhi, SBY: Tidak Sah dan Ilegal

Dengan mengenakan T-shirt hitam bertuliskan pesan "semuanya akan baik-baik saja", Deng Jia Xi ditembak di bagian kepala oleh penembak jitu militer Myanmar.

Bukan peluru nyasar yang membunuhnya, tetapi tembakan tepat di kepala,” kata juara ONE light heavyweight N Sang dalam akun media sosialnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari SCMP.

Memiliki seorang putri, hati saya sakit (untuk) ayahnya dan keluarganya (juga). Dia menyukai seni bela diri dan dia meninggal dengan mengenakan kemeja bertuliskan ‘Semuanya akan baik-baik saja’,” sambungnya.

Baca Juga: Diusung Partai Demokrat, Eks Gelandang Juventus Claudio Marchisio Jadi Calon Wali Kota Turin

N Sang juga menyerukan kepada negara-negara di dunia dan PBB agar tidak hanya diam saja dan membantu masyarakat Myanmar.

Jika dunia menunggu dan berjaga-jaga, akan ada lebih banyak pertumpahan darah dan kematian. @unitednations tolong lakukan sesuatu untuk orang-orang kami," ujar N Sang.

Sementara itu, total sudah 54 orang telah tewas dan lebih dari 1.700 ditahan sejak kudeta Myanmar yang dimulai pada 1 Februari 2021.

Baca Juga: Satu Gram Antam Retro dan UBS Turun 3 Ribu, Cek Daftar Harga Emas di Pegadaian Sabtu, 6 Maret 2021

Menanggapi hal itu, Kepala Hak Asasi PBB Michelle Bachelet menuntut militer Myanmar untuk menghentikan tindakan kejam tersebut.

"Militer Myanmar harus berhenti membunuh dan memenjarakan pengunjuk rasa. Sangat menjijikkan bahwa pasukan keamanan menembakkan amunisi langsung terhadap pengunjuk rasa damai di seluruh negeri (Myanmar),” ujar Michelle Bachelet.

Aktivis Myanmar, Thinzar Shunlei Yi mengatakan, bahwa insiden tewas 38 orang pengunjuk rasa pada hari Rabu, merupakan tindakan yang sangat mengerikan.

Baca Juga: Moeldoko Terpilih Jadi Ketua Umum Partai Demokrat Versi KLB, Benny K Harman: Bangsa Kita Tengah Berkabung

"Kemarin (Rabu) sangat mengerikan. Sungguh menghancurkan mengetahui bahwa militer di Myanmar tidak pernah berubah sejak 1962. Perlawanan sekarang adalah tugas kami", katanya Thinzar Shunlei Yi.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Instagram @movreview SCMP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x