PR DEPOK - Myanmar kini tengah dilanda krisis politik sejak junta militer mengambil alih kekuasaan pada Senin, 1 Februari 2021 dari pemerintahan yang sah yakni Aung San Suu Kyi sebagai kanselir dan Win Myint sebagai presiden, juga tokoh politik lainnya dari National League for Democracy yang ditangkap dalam insiden penggerebekan dinihari.
Penangkapan ini mengakibatkan terjadinya gelombang demo besar-besaran di seluruh penjuru Myanmar yang menyebabkan krisis berkepanjangan.
Bahkan, santer terdengar kabar bahwa banyak korban berjatuhan akibat pihak junta militer dan demonstran pro demokrasi terlibat bentrok.
Dimulai dari aksi yang digelar dalam beberapa minggu terakhir, pada Rabu 3 Maret 2021 menjelang malam terjadi bentrokan berdarah antara kedua kubu.
"Menjelang malam, respons polisi dan militer saat itu nampak jelas semakin mematikan semenjak terakhir militer mengambil alih kekuasaan. Dengan begitu, total 38 orang tewas oleh pasukan keamanan hingga saat ini," ujar Christine Schraner Burgener, utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Myanmar, seperti dikutip dan diterjemahkan Pikiranrakyat-depok.com dari The Guardian.
Salah satu korban tewas, yang diketahui bernama Kyal Sin alias Deng Jia Xi, sempat ramai diperbincangkan di jagad maya karena aksinya yang dinilai heroik sebelum akhirnya ditembak mati militer.
Akibat insiden tersebut, sejumlah tagar menempati jajaran trending di Twitter seperti #Myanmar #MyanmarPoliceBrutality, dan #WhatsHappeningInMyanmar hingga siang tadi.