Mengenal April Fools atau April Mop, Sejarah hingga Kisah di Balik Perayaannya

- 1 April 2021, 11:47 WIB
Ilustrasi April Mop.
Ilustrasi April Mop. /Alexas_Fotos/Pixabay

PR DEPOK - Di Indonesia, April Mop mungkin tidak begitu fimiliar.

Namun lain halnya di Eropa dan sekitarnya, bulan April selalu diperingati sebagai hari untuk melakukan keusilan, lelucon, dan korbannya tidak (harus) marah.

April Mop bisa diseut sebagai April Fools Day atau All Fools Day.

Baca Juga: AHY Ucapkan Terima Kasih ke Jokowi Soal KLB, Ferdinand: tak Perlu, Secara Politik Justru Seret Pemerintah!

April Mop selalu diperingati pada tanggal 1 April setiap tahunnya.

Untuk tahun ini, perayaan satu hari penuh lelucon itu jatuh tepat pada hari kamis.

Sejarah mengenai April Mop sendiri tidak diketahui secara pasti, waktu dan asal perayaan ini bermula.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Britannica, sebagian menyebut bahwa perayaan ini tidak terlepas dari sejarah Dekrit Roussillon, Agustus 1564, di Prancis.

Baca Juga: Serangan Teroris di Mabes Polri, Henry Subiakto: Inilah kalau Agama Hanya Dipahami untuk Kebahagiaan Akhirat

Bermula dari keputusan Raja Charles IX yang berupaya menghentikan perayaan tahun baru ketika Paskah, seperti yang umum dilakukan oleh umat Kristiani, tapi kala itu dilaksanakan pada 1 Januari.

Alasannya karena Paskah adalah periode bulan, sehingga tanggal dapat berpindah.

Sementara mereka yang berpegang teguh pada tradisi dan cara lama itulah yang dikenal dengan "April Mop".

Baca Juga: Video Baku Tembak di Mabes Polri tak Buat Publik Takut, Rocky: Justru Orang Anggap Skenario yang Dipaksakan

Sebagian lainnya menyebutkan bahwa April Fools Day tidak terlepas dari periode titik balik musim semi yang selalu muncul pada periode akhir Maret atau umumnya jatuh pada tanggal 21 Maret.

Saat itu, orang-orang kerap tertipu oleh perubahan cuaca yang datang tiba-tiba.

Dilansir dari History, sejarawan berpandangan lain. Beberapa menilai bahwa April Fools Day dimulai sejak tahun 1582.

Baca Juga: Tuding Moeldoko Sudah Buat Gaduh, Gus Umar Sarankan Jokowi: Pecat dan Ganti dengan Fahri Hamzah!

Saat itu, Prancis mulai beralih menggunakan kalender dengan penanggalan Julian, usai sebelumnya menggunakan model Gregorian sesuai dengan keputusan Dewan Trente pada tahun 1563.

Kemudian tepat 1 April, dalam penanggalan Julian menjadi waktu masuknya musim semi atau titik balik musim semi di Eropa.

Orang-orang yang tidak menyadari bahwa perayaan tahun baru telah berpindah ke tanggal 1 Januari, masih terbiasa merayakan tahun baru saat periode Paskah.

Meski begitu mereka masih terus melakukan perayaan di minggu-minggu terakhir bulan Maret hingga 1 April menjadi bahan lelucon, korban hoaks, dan lahirnya April Fools (April bodoh).

Baca Juga: Hasil Imbang dalam Pertandingan Kilat, Laga Catur Grand Master Wanita Vs GothamChess

Tak sampai di situ, sejarawan juga mengaitkan perayaan April Mop dengan festival Hilaria (dalam bahasa Latin berarti kegembiraan).

Festival ini merupakan perayaan yang dilakukan pengikut sekte Cybele pada masa Romawi kuno setiap akhir Maret.

Perayaan ini dilakukan orang-orang dengan cara dengan riasannya lalu mulai mengejek dan mengusili orang lain, termasuk hakim.

Kabarnya kegiatan ini terinspirasi dari legenda Mesir tentang Osiris, yaitu Dewa Osiris dan Seth.

Baca Juga: Tanggapi Soal Kasus Terorisme, Gus Sahal Sebut Salah Satu Cirinya: Gampang Mengkafirkan yang Beda Paham

Bagaimanapun, perayaan ini kemudian menyebar dan masuk ke kebudayaan Inggris sejak abad ke-18.

Salah satunya datang dari Skotlandia yang merayakan April Mop dengan dua cara, yaitu Hunting the Gowk dan Tailie Day.

Hunting the Gowk atau berburu burung gowk merupakan istilah untuk menunjukan orang-orang yang sedang melaksanakan tugas bohong.

Baca Juga: Mabes Polri Diserang Terduga Teroris, Kapolri Sebut Tersangka Berideologi Radikal ISIS Atas Bukti Berikut

"Gowk" sendiri merujuk pada burung kukuk yang sering dijadikan simbol untuk orang bodoh.

Setelah Hunting the Gowk dilakukan, dilanjutkan dengan Tailie Day, yaitu orang-orang mulai memberikan lelucon, seperti menjepit ekor palsu atau memberikan tanda kepada seseorang dengan tulisan "tendang aku (kick me)" secara sembunyi-sembunyi.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Washington Post History Britannica


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x