Malaysia Cetak Rekor Pertambahan Kasus Covid-19 Tertinggi di Asia Tenggara, Relawan Akui Kewalahan

- 28 Mei 2021, 16:16 WIB
Ilustrasi bendera Malaysia.
Ilustrasi bendera Malaysia. /Pixabay/Engin_Akyurt.

PR DEPOK – Malaysia kembali melaporkan pertambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 7.857 kasus infeksi Covid-19 baru 59 kematian pada Kamis, 27 Mei 2021.

Pertambahan kasus ini membuat negeri Jiran ini menjadi negara kasus dengan harian Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara saat ini, mengalahkan Indonesia dan Filipina.

Ini merupakan hari ketiga di mana Malaysia berturut-turut mencatat rekor infeksi Covid-19 harian melebihi 7.000 kasus.

Baca Juga: Kondisi Munarman Kini Dipertanyakan, Eva Chaniago: Hukum Makin Beda, Keras ke Oposisi dan Lemas ke Korupsi

Dengan meningkatnya jumlah pasien Covid-19, tekanan juga dirasakan oleh para relawan Malaysia, yang membantu menguburkan para korban virus yang meninggal dunia.

Negara dengan mayoritas penduduk muslim ini, memiliki kelompok relawan yang tergabung dalam Pasukan Manajemen Pemakaman Malaysia biasanya mereka dipanggil oleh rumah sakit untuk membantu keluarga korban dalam memberikan penghormatan terakhir sebelum dimakamkan.

Muhammad Rafieudin Zainal Rasid, seorang ustaz yang mengepalai tim relawan ini, yang dikenal juga sebagai "pengurus ulama", mengatakan para relawan saat ini menangani hampir 30 kali lebih banyak jenazah daripada yang mereka lakukan tahun lalu.

Baca Juga: Terang-terangan Jagokan Anies Baswedan Jadi Presiden, Refrizal: Dia Layak Mimpin RI 2024-2029

Mereka mencoba merekrut lebih banyak relawan, hingga saat ini Pasukan Manajemen Pemakaman Malaysia telah berkembang menjadi lebih dari 2.000 anggota namun naiknya infeksi virus yang merata disetiap wilayah Malaysia membuat mereka kewalahan.

"Sebelumnya, sekitar satu hingga tiga kasus per bulan, tetapi sekarang kami menangani hingga dua hingga tiga kasus sehari," katanya Rafieudin seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.

Para relawan berangkat dari rumah sakit ke kamar jenazah untuk mempersiapkan jenazah untuk dimakamkan dan juga melaksanakan salat di pemakaman, terkadang diikuti oleh anggota keluarga dengan jumlah terbatas yang juga diberikan alat pelindung lengkap.

Baca Juga: Transit di Dubai, Arsy Hermansyah Minta Ashanty Beli Rumah di Dubai

Masalah terbesar saat menangani pemakaman jenazah korban Covid-19 menurut Rafieudin adalah para relawan harus berlomba dengan waktu terkadang sulit untuk menguburkan para korban dalam waktu kurang dari 24 jam (seperti yang dilakukan dalam cara pemakaman Islam).

"Jika ada lebih dari 10 kasus hari ini di pemakaman yang sama, mungkin butuh dua hingga tiga (hari) untuk menyelesaikan semuanya," tambahnya.

Selain itu, dengan intensitas tinggi bersentuhan langsung dengan para korban Covid-19, Rafieudin juga mengkhawatirkan peningkatan infeksi kepada para relawan.

Baca Juga: Sebut Penonaktifan 51 Pegawai KPK Bukan Salah Paham, Bambang Widjojanto: Jelas Ini Paham Salah yang Dipaksakan

“Kami khawatir resikonya akan lebih berbahaya bagi kami semua, karena kami sering menangani jenazah,” kata Rafieudin.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x