Teori Konspirasi Kian Marak di Tengah Pandemi Covid-19, Ternyata Ini Alasannya

- 30 Mei 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi. /Pixabay/Lobostudiohamburg

PR DEPOK - Maraknya teori konspirasi saat ini lebih mudah tersebar karena hadirnya internet dan media sosial.

Tak peduli seberapa tak masuk akal suatu teori konspirasi, beberapa orang justru menelannya secara mentah-mentah.

Seperti yang diketahui, pandemi Covid-19 telah memunculkan beragam teori konspirasi, sekaligus mengembangkan kelompok pengikut yang mempercayainya.

Baca Juga: Bursa Transfer Pemain: Ajax Tertarik Datangkan Steven Bergwijn dari Tottenham Hotspur

Lantas, mengapa orang-orang menjadi lebih rentan mempercayai teori konspirasi di tengah pandemi Covid-19?

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari jurnal Puschol Med di NCBI, keyakinan akan teori konspirasi di tengah pandemi Covid-19 semakin berkembang pesat.

Pasalnya, pandemi Covid-19 merupakan peristiwa yang memicu beragam ancaman, mulai dari kesehatan dan fisik, kesejahteraan psikologis, serta keamanan finansial.

Baca Juga: Bantuan Uang Tunai Sebesar Rp14 Miliar dan 200 Ribu Dosis Vaksin Digelontorkan China untuk Palestina

Oleh karena itu, orang-orang bersikap lebih defensif dan skeptis terhadap informasi yang dinilai tidak sesuai dengan prasangka atau harapan pribadi.

Ketidakpercayaan ini dapat dikonseptualisasikan sebagai mentalitas konspirasi, yakni melihat dunia dengan bersikap antipati terhadap informasi yang berasal dari sumber yang memiliki kredibilitas.

Maka dari itu, ketidakpercayaan pada otoritas atau kelompok dengan status yang lebih tinggi disebabkan oleh adanya persepsi tentang marginalisasi sosial.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Ibu Hamil, Para Ahli Rekomendasikan Vaksin Ini

Menurut Freeman dan Bentall dalam jurnalnya di tahun 2017, mengklasifikasikan pengaruh teori konspirasi menjadi empat karakteristik umum.

Di antaranya menganggap dunia tidak seperti apa yang dilihat; meyakini ada sesuatu yang ditutupi oleh orang yang lebih berkuasa; teori hanya diterima oleh minoritas; dan teori tidak didukung oleh bukti yang konkrit.

Oleh karena itu, peningkatan kesadaran untuk lebih bijak dalam memilah informasi sangat diperlukan, terutama pada masa krisis seperti pandemi Covid-19 sekarang ini.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: NCBI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x